Tanganku gemetaran penuh amarah memunguti kue-kue yang
berserakan di tepi jalanan beraspal yang digenangi air bekas hujan deras
semalaman. Aku terus menatap tajam sampai mobil yang tadi membuat jualanku
hancur menghilang masuk ke rumah sakit.
Seminggu sudah kuperhatikan mobil itu ke rumah sakit,
membawa gadis cantik berawajah pucat yang kini kutehaui bernama gerimis. Dia
selalu sakit kerena tidak cocok dengan namanya. Jika hari mulai gerimis dia
akan sakit. Aku merasakan sesuatu yang aneh mulai menjalar dihatiku.
___
Kini aku berada di depan rumah Gerimis dengan menenteng
gitar. Ini sudah hari ketiga aku sengaja mengamen di depan rumahnya. Menarik perhatiannya.
Belakangan kuketahui, dia suka pria yang pandai memetik gitar dan bersuara
merdu.
Aku melihatnya keluar ke teras rumahnya. Berhasil!
Aku terus bernyanyi, sesekali tersenyum kepadanya. Gerimis
mulai bermunculan seiring berjalannya Gerimis menuju pagar rumahnya.
Aku terus
bernyanyi.
Kulihat, Gerimis mengeluarkan darah dari hidungnya dan
pingsan. Aku berlalu sambil terus bernyanyi.
___
Sehari kemudian aku yang mengetahui Gerimis telah meninggal
tertawa sambil menangis, membayangkan dulu mobil yang membawanya membuat ibuku
yang sakit meninggal karena aku tak bisa menjual kue yang hancur dan membeli obat.
endingya tak terduga, keren kak :)
ReplyDelete