Sunday, 15 December 2013

Membunuh Gerimis


Gambar diambil dari Pinterest.com

Tanganku gemetaran penuh amarah memunguti kue-kue yang berserakan di tepi jalanan beraspal yang digenangi air bekas hujan deras semalaman. Aku terus menatap tajam sampai mobil yang tadi membuat jualanku hancur menghilang masuk ke rumah sakit.

Seminggu sudah kuperhatikan mobil itu ke rumah sakit, membawa gadis cantik berawajah pucat yang kini kutehaui bernama gerimis. Dia selalu sakit kerena tidak cocok dengan namanya. Jika hari mulai gerimis dia akan sakit. Aku merasakan sesuatu yang aneh mulai menjalar dihatiku.
___

Kini aku berada di depan rumah Gerimis dengan menenteng gitar. Ini sudah hari ketiga aku sengaja mengamen di depan rumahnya. Menarik perhatiannya. Belakangan kuketahui, dia suka pria yang pandai memetik gitar dan bersuara merdu.

Aku melihatnya keluar ke teras rumahnya. Berhasil!

Aku terus bernyanyi, sesekali tersenyum kepadanya. Gerimis mulai bermunculan seiring berjalannya Gerimis menuju pagar rumahnya.

Aku terus bernyanyi.

Kulihat, Gerimis mengeluarkan darah dari hidungnya dan pingsan. Aku berlalu sambil terus bernyanyi.
___

Sehari kemudian aku yang mengetahui Gerimis telah meninggal tertawa sambil menangis, membayangkan dulu mobil yang membawanya membuat ibuku yang sakit meninggal karena aku tak bisa menjual kue yang hancur dan membeli obat.

1 comment: