Friday, 6 December 2013

"Belikan kami rak!" teriak buku-buku



Pagi ini saya terbangun akibat suara bising. Bukan, bukan suara kamu yang berbisik ditelingaku, bukan pula langkah kakimu yang selalu mondar-mandir di kepala saya. Melainkan suara buku-buku saya yang minta dibelikan rak!

Bukannya lekas mencuci muka, saya langsung menuju rak buku saya yang sudah penuh. Kumpulan buku-buku hantu berseri yang tipis-tipis seraya berteriak, menjerit. Suaranya cempreng dan sesak karena terhimpit oleh buku-buku yang lebih tebal. Hantu-hantu didalamnya sulit keluar mencari mangsa dan itu sungguh menguntungkan saya.

Komik-komik serial cantik tampak tak elok lagi wajahnya menahan beban dari buku-buku yang lebih besar diatasnya. Balon-balon percakapan berisi keluhan keluar kemudian menghampiri dan meletus didepan mataku.

Buku-buku tebal mulai memberontak karena ruang geraknya terbatasi. Mereka mulai susah bernapas. Buku-buku tua nampak terbatuk-batuk, juga karena kurangnya udara. 

Foto sebagian dari rak buku yang sudah penuh :(


Mereka semua menatapku. Menatap dengan sinis. Tiba-tiba semuanya bersuara, memberontak.

Belikan kami rak! Belikan kami rak! Belikan kami rak!

Semuanya keluar dari rak, menjatuhkan diri mereka ke lantai sehingga menimbulkan suara gaduh.

Saya tersentak, kaget. Ternyata saya bermimpi. Saya mencari-cari ponsel saya di bawah bantal. Setelahnya saya memeriksa rak buku saya. Terlihat banyak buku-buku saling menindih. Sepertinya saya harus benar-benar menabung untuk membelikan buku-buku saya rak. Kalau tidak, mereka akan menyerbu saya.

2 comments:

  1. Ceritanya menarik.. :D

    Saya juga ngadepin masalah yg sama. Emang susah sih klu punya buku banyak tapi gak punya rak yang gede. Frekuensi pertambahan buku gak sebanding dengan frekuensi uang yg ditabung buat beli rak -_- *senasib

    ReplyDelete