Pengalaman pertama dalam menulis?
Kalau pertanyaan diatas merajuk
pada pengertian menulis sesungguhnya, tentulah saat itu saya merasa sangat
sulit. Bayangkan, ibu saya mengajarkan saya membaca dan menulis sebelum saya
memasuki Taman Kanak-kanak! Tapi, saya bersyukur dampaknya sekarang saya adalah
pecinta buku dan senang menulis.
Pada saat itu jiwa anak-anak saya
mungkin merasa senang dan bangga sudah bisa menuliskan sesuatu, walau itu cuma deretan
huruf yang belum mengandung makna. Sampai saat dimana saya umur saya
beranjak dan mengerti arti kata demi
kata. Saya mulai menulis Diary, dimana saat ketika saya duduk di depan meja
belajar sambil tersenyum tidak jelas, namun bukan karena efek jatuh cinta,
melainkan perasaan seorang gadis kecil yang belum mengecap banyak rasa, yang ia
tahu hanya bahagia bersama teman. Sampai saat dimana sekolah saya ikut menapak,
saya mulai mengenal yang namanya majalah dinding, dan sayapun semakin giat
menulis. Menempel-nempel artikel atau bahkan tulisan yang kalau aku baca
sekarang mungkin saya akan merasa malu. Yah, ada saat dimana kamu akan
menertawakan tulisanmu di masa yang berbeda.
Sewaktu SMA, meskipun memiliki
ponsel saya masih berkorespondensi dengan teman saya melalui surat. Tidak ada
yang mengalahkan romantisme dalam berkirim surat.
![]() |
Surat-surat yang masih saya simpan ^^ |
Ketika aku kuliah dan mulai
gencar adanya Facebook, sayapun belajar mengoprasikannya. Sampai menemukan
kolom catatan. Wah, saya mulai percaya diri memposting tulisan saya dan mentag
teman-teman. Dan, tiada yang lebih menyenangkan ketika symbol jempol banyak
menghiasi serta komentar-komentar yang memberi semangat.
![]() |
Lihat tanggal postnya. Ini postingan pertama saya. Betapa malunya mengingat tulisan saya dulu 4L4y juga dan disingkat-singkat :D |
Saya akhirnya belajar membuat
blog atas rekomendasi teman saya, bahwa ada yang lebih khusus untuk dunia tulis
menulis disbanding catatan di facebook (maklum, saya dari kampung, berkuliah ke
kota. Jadi agak kurang up to date, hihi). Sebelum saya menemukan blog, saya
sering menyebar selebaran seperti ini ketika mengantuk di dalam kelas
perkuliahan. Menulis satu permasalahan dan dikomentari teman-teman saya.
Sekarang jadi arsip untuk bahan tertawaan.
![]() |
Tulisan-tulisan ini adalah memori, tempat untuk bernostalgia walau cuma merayakan sendiri :') |
Bermula dari itu semualah sampai
akhirnya saya terus menulis dan ikut lomba-lomba dan proyek menulis. Walau
kadang tidak menang, itu bukan perkara, tapi bagaimana memuaskan hasrat untuk
menulis dan terus belajar.
Menurut saya, menulis itu belajar.
Menulis itu adalah bagaimana menyenangkan diri sendiri dan orang lain (pembaca)
Dalam artian ini, kita belajar
untuk tidak egois, kan?
Saya akan terus (belajar)
menulis. Menebarkan cerita, dan (berupaya) membahagiakan diri sendiri dan juga
kamu.
Kenapa saya harus dimenangkan?
Apakah kalian tidak merasa tergelitik dengan foto-foto saya, atau bahkan tulisan alay saya? Kalian harus mempertimbangkan revolusi-revolusi dari saya menulis, mulai dari zaman tempoe doloe, zaman alay, hingga zaman dimana kalian memenangkan tulisan saya yang sudah (agak) lumayan ini. Jadi, tunggu apalagi? Mantapkan pilihanmu, dan pilihlah saya! *Gabungan iklan kopi dan nyanyian KD* *Wink!
Dan idealnya ngeblog dijadiin sebagai ajang dakwah bil qolam. Menulis sebagai sarana menebar inspirasi dan motivasi. :D
ReplyDeleteKalau menulis bagi saya mah udah jadi semacam katarsis.
Nah, itu salah satu tujuan menulis juga ^^
DeleteKeep writing!
Wahhh surat-suratan :))) Itu bikin kangen banget! Soalnya teknologi udah maju hingga hal romantisme seperti itu jadi dilupakan :(
ReplyDeleteSalam kenal.
Ayo, tetap berkirim surat! ^^
DeleteSalam kenal juga Selvia