Saturday, 2 November 2013

Menulis Itu Belajar



Pengalaman pertama dalam menulis?

Kalau pertanyaan diatas merajuk pada pengertian menulis sesungguhnya, tentulah saat itu saya merasa sangat sulit. Bayangkan, ibu saya mengajarkan saya membaca dan menulis sebelum saya memasuki Taman Kanak-kanak! Tapi, saya bersyukur dampaknya sekarang saya adalah pecinta buku dan senang menulis.

Pada saat itu jiwa anak-anak saya mungkin merasa senang dan bangga sudah bisa menuliskan sesuatu, walau itu cuma deretan huruf yang belum mengandung makna. Sampai saat dimana saya umur saya beranjak  dan mengerti arti kata demi kata. Saya mulai menulis Diary, dimana saat ketika saya duduk di depan meja belajar sambil tersenyum tidak jelas, namun bukan karena efek jatuh cinta, melainkan perasaan seorang gadis kecil yang belum mengecap banyak rasa, yang ia tahu hanya bahagia bersama teman. Sampai saat dimana sekolah saya ikut menapak, saya mulai mengenal yang namanya majalah dinding, dan sayapun semakin giat menulis. Menempel-nempel artikel atau bahkan tulisan yang kalau aku baca sekarang mungkin saya akan merasa malu. Yah, ada saat dimana kamu akan menertawakan tulisanmu di masa yang berbeda.

Sewaktu SMA, meskipun memiliki ponsel saya masih berkorespondensi dengan teman saya melalui surat. Tidak ada yang mengalahkan romantisme dalam berkirim surat.

Surat-surat yang masih saya simpan ^^


Ketika aku kuliah dan mulai gencar adanya Facebook, sayapun belajar mengoprasikannya. Sampai menemukan kolom catatan. Wah, saya mulai percaya diri memposting tulisan saya dan mentag teman-teman. Dan, tiada yang lebih menyenangkan ketika symbol jempol banyak menghiasi serta komentar-komentar yang memberi semangat. 

Lihat tanggal postnya. Ini postingan pertama saya. Betapa malunya mengingat tulisan saya dulu 4L4y juga dan disingkat-singkat :D


Saya akhirnya belajar membuat blog atas rekomendasi teman saya, bahwa ada yang lebih khusus untuk dunia tulis menulis disbanding catatan di facebook (maklum, saya dari kampung, berkuliah ke kota. Jadi agak kurang up to date, hihi). Sebelum saya menemukan blog, saya sering menyebar selebaran seperti ini ketika mengantuk di dalam kelas perkuliahan. Menulis satu permasalahan dan dikomentari teman-teman saya. Sekarang jadi arsip untuk bahan tertawaan. 


Tulisan-tulisan ini adalah memori, tempat untuk bernostalgia walau cuma merayakan sendiri :')


Bermula dari itu semualah sampai akhirnya saya terus menulis dan ikut lomba-lomba dan proyek menulis. Walau kadang tidak menang, itu bukan perkara, tapi bagaimana memuaskan hasrat untuk menulis dan terus belajar.


Menurut saya, menulis itu belajar.



Menulis itu adalah bagaimana menyenangkan diri sendiri dan orang lain (pembaca)




Dalam artian ini, kita belajar untuk tidak egois, kan?

Saya akan terus (belajar) menulis. Menebarkan cerita, dan (berupaya) membahagiakan diri sendiri dan juga kamu.

Kenapa saya harus dimenangkan?
Apakah kalian tidak merasa tergelitik dengan foto-foto saya, atau bahkan tulisan alay saya? Kalian harus mempertimbangkan revolusi-revolusi dari saya menulis, mulai dari zaman tempoe doloe, zaman alay, hingga zaman dimana kalian memenangkan tulisan saya yang sudah (agak) lumayan ini. Jadi, tunggu apalagi? Mantapkan pilihanmu, dan pilihlah saya! *Gabungan iklan kopi dan nyanyian KD* *Wink!
 


4 comments:

  1. Dan idealnya ngeblog dijadiin sebagai ajang dakwah bil qolam. Menulis sebagai sarana menebar inspirasi dan motivasi. :D

    Kalau menulis bagi saya mah udah jadi semacam katarsis.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, itu salah satu tujuan menulis juga ^^

      Keep writing!

      Delete
  2. Wahhh surat-suratan :))) Itu bikin kangen banget! Soalnya teknologi udah maju hingga hal romantisme seperti itu jadi dilupakan :(

    Salam kenal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo, tetap berkirim surat! ^^

      Salam kenal juga Selvia

      Delete