LITTLE WOMEN
Diterjemahkan dari Little Women
Karya Louisa May Alcott
Penerjemah: Utti Setiawati
Penerbit Qanita PT Mizan Pustaka
436 hlm.
Karya klasik yang tak lekang oleh waktu ini
bercerita tentang kehidupan empat bersaudari, suatu masa di Concord, Massachussetts.
Meg si cantik, keibuan yang bermimpi menjadi ratu bergaun indah. Jo, si Tomboy
yang sangat mencintai buku dan sastra. Beth, si Pendiam yang begitu berbakat
memainkan piano. Dan Amy, Michelangelo kecil dengan sketsa-sketsa memaukau di
kertas gambarnya.
Setelah membaca buku ini, saya
langsung menobatkannya menjadi buku yang paling saya sukai. Karena buku ini
mampu membuat saya kembali berpikir tentang kehidupan saya. Secara (tidak)
langsung, saya mulai kembali belajar.
Membaca buku ini membuat siapa saja
akan merasakan Home Sick bagi yang
memiliki saudara perempuan, terlebih bagi saya yang latar belakangnya sangat
mirip dengan tokoh-tokoh dinovel ini. Memiliki empat saudara yang adalah
perempuan semua. Jadi, ketika membacanya saya begitu terhanyut kedalam
kisah-kisah mereka sembari membandingkan apa yang tengah saya kerjakan dengan
saudari-saudari saya. Sungguh, keluarga mereka adalah keluarga yang penuh
dengan kesabaran dan kasih sayang, sungguh jauh dibanding saya dan adik-adik
yang kerjanya hanya bertengkar, mungkin cara kami menyampaikan kasih sayang
berbeda-beda. Walau di dalam novel ini ada pula pertengkaran-pertengkaran
kecil, yang lumrah dialami oleh kakak-beradik. Sungguh ada menyenangkan dan
menyeblkannya bersaudara perempuan semua. Menyenangkan karena kamu bisa saling
pinjam meminjam barang, saling menceritakan curahan hati, tetapi sulit juga
karena terkadang kau akan berlomba mendapatkan barang-barang yang bagus jika
ada yang dibeli oleh ibu atau ayah.
Cerita
kekeluargaan yang diangkat penulis sungguh membuat terharu dengan
kejadian-kejadian yang biasanya dialami sehari-hari dalam kehidupan nyata,
sehingga kita seperti berada diantara lingkaran keluarga yang diceritakan
tersebut. Bahasanya ringan dan mengalir, sehingga sulit bagi saya untuk menutup
novel ini, dan saya sangat berterima kasih kepada sang penerjemah yang membuat
buku ini sangat enak dibaca oleh mata orang Indonesia.
Bagi
yang merasa kesepian, novel ini sangat cocok untuk dijadikan hiburan, selain
itu yang jauh dari orangtua, karena kelembutan dan kehangatan sosok Ibu dari
keempat gadis dicerita ini sangatlah kuat, banyak nasihat-nasihat yang membuat
pembaca menjadi tenang. Dan saya pun merasakan itu. Membuat saya mempertimbangkan
kelakuan-kelakuan saya saat ini, dan berniat untuk mencontoh apa yang baik yang
terdapat dalam buku ini.
Berikut adalah quote-qoute yang sangat saya sukai
dari buku ini, dan menjadi pembelajaran buat saya :
Tak perlu khawatir bakat atau kebaikanmu akan
diabaikan, bahkan kalau diabaikan pun, kesadaran bahwa kau memiliki dan
memanfaatkannya dengan baik sudah akan memuaskan hati; lagi pula, daya tarik
besar dari segala kemampuan adalah kerendahan hati. (Mrs. March hlm. 134)
Anakku, jangan biarkan matahari membakar kemarahanmu.
Bermaaf-maafanlah, saling menolong, dan besok mulai dari nol lagi. (Mrs. March
hlm. 145)
Selalu ingat berdoa, Sayang. Jangan pernah bosan
berusaha, dan jangan pernah berpikir bahwa mengatasi kesalahanmu itu mustahil.
(Mrs. March hlm. 150)
Dan yang paling membuat saya terharu adalah saat
berada di halaman 155:
Anakku, kesulitan dan godaan hidupmu sudah dimulai
dan barangkali akan banyak, tapi kau bisa mengatasi dan menanggung semua itu,
kalau kau belajar merasakan kekuatan dan kelembutan Tuhan seperti merasakan
Ayahmu yang ada di bumi. Semakin besar cinta dan kepercyaanmu pada-Nya, kau
akan merasa semakin dekat dengan-Nya, dan semakin kecil pula ketergantunganmu
pada ketakutan serta pandangan manusia. Kasih dan perlindungan-Nya tidak pernah
berkurang atau berubah, tidak pernah bisa diambil darimu, tapi bisa menjadi
sumber kedamian, kebahagiaan dan kekuatan yang abadi. Yakinilah sepenuh hati,
dan datanglah pada Tuhan dengan membawa seluruh masalah kecil, harapan, dosa,
serta kesedihanmu dengan bebas dan penuh kepercayaan seperti halnya kau
mendatangi ibumu.
Sungguh, tidak ada yang membuat hati tenang selain
nasihat dari orang tua, terkhusus ibu. Mendengar suaranya saja, sudah membuat
hati tenang. Dan, oh, membaca buku ini membuat saya (yang tidak berada di
rumah) rindu pulang. Rindu bertemu adik-adik saya yang selalu bisa membuat saya
marah dan bahagia di satu waktu. Disaat bersama pasti timbul
pertengkaran-pertengkaran tepai begitu jauh, rindu muncul melebihi apapun.
Banyak masalah yang dialami gadis-gadis ini, tapi
mereka melawatinya dengan sangat dewasa dan bijaksana sehingga membawa cerita
ini menjadi akhir yang bahagia. Ini adalah salah satu buku yang sangat saya
sayangkan untuk segera menamatkannya tetapi begitu penasaran untuk tidak segera
sampai di halaman terakhir.
Setelah ini, aku akan menyuruh ketiga adikku untuk
membaca buku ini juga sembari belajar. Semoga kami selalu menjadi saudari yang
rukun.
Kok diposting ulang di sini? ^^ berniat pindah ya dari wordpress?
ReplyDeleteDak dwia, cuma buku-buku yang palin berkesan ikut diposting disini, atau mungkin kalau sudah capek baru migrasi sepenuhnya, haha
Delete