Thursday, 14 November 2013

LITTLE WOMEN




LITTLE WOMEN
Diterjemahkan dari Little Women
Karya Louisa May Alcott
Penerjemah: Utti Setiawati
Penerbit Qanita PT Mizan Pustaka
436 hlm.

Karya klasik yang tak lekang oleh waktu ini bercerita tentang kehidupan empat bersaudari, suatu masa di Concord, Massachussetts. Meg si cantik, keibuan yang bermimpi menjadi ratu bergaun indah. Jo, si Tomboy yang sangat mencintai buku dan sastra. Beth, si Pendiam yang begitu berbakat memainkan piano. Dan Amy, Michelangelo kecil dengan sketsa-sketsa memaukau di kertas gambarnya.


Setelah membaca buku ini, saya langsung menobatkannya menjadi buku yang paling saya sukai. Karena buku ini mampu membuat saya kembali berpikir tentang kehidupan saya. Secara (tidak) langsung, saya mulai kembali belajar.
Membaca buku ini membuat siapa saja akan merasakan Home Sick bagi yang memiliki saudara perempuan, terlebih bagi saya yang latar belakangnya sangat mirip dengan tokoh-tokoh dinovel ini. Memiliki empat saudara yang adalah perempuan semua. Jadi, ketika membacanya saya begitu terhanyut kedalam kisah-kisah mereka sembari membandingkan apa yang tengah saya kerjakan dengan saudari-saudari saya. Sungguh, keluarga mereka adalah keluarga yang penuh dengan kesabaran dan kasih sayang, sungguh jauh dibanding saya dan adik-adik yang kerjanya hanya bertengkar, mungkin cara kami menyampaikan kasih sayang berbeda-beda. Walau di dalam novel ini ada pula pertengkaran-pertengkaran kecil, yang lumrah dialami oleh kakak-beradik. Sungguh ada menyenangkan dan menyeblkannya bersaudara perempuan semua. Menyenangkan karena kamu bisa saling pinjam meminjam barang, saling menceritakan curahan hati, tetapi sulit juga karena terkadang kau akan berlomba mendapatkan barang-barang yang bagus jika ada yang dibeli oleh ibu atau ayah.
               Cerita kekeluargaan yang diangkat penulis sungguh membuat terharu dengan kejadian-kejadian yang biasanya dialami sehari-hari dalam kehidupan nyata, sehingga kita seperti berada diantara lingkaran keluarga yang diceritakan tersebut. Bahasanya ringan dan mengalir, sehingga sulit bagi saya untuk menutup novel ini, dan saya sangat berterima kasih kepada sang penerjemah yang membuat buku ini sangat enak dibaca oleh mata orang Indonesia.
               Bagi yang merasa kesepian, novel ini sangat cocok untuk dijadikan hiburan, selain itu yang jauh dari orangtua, karena kelembutan dan kehangatan sosok Ibu dari keempat gadis dicerita ini sangatlah kuat, banyak nasihat-nasihat yang membuat pembaca menjadi tenang. Dan saya pun merasakan itu. Membuat saya mempertimbangkan kelakuan-kelakuan saya saat ini, dan berniat untuk mencontoh apa yang baik yang terdapat dalam buku ini.

Berikut adalah quote-qoute yang sangat saya sukai dari buku ini, dan menjadi pembelajaran buat saya :

Tak perlu khawatir bakat atau kebaikanmu akan diabaikan, bahkan kalau diabaikan pun, kesadaran bahwa kau memiliki dan memanfaatkannya dengan baik sudah akan memuaskan hati; lagi pula, daya tarik besar dari segala kemampuan adalah kerendahan hati. (Mrs. March hlm. 134)

Anakku, jangan biarkan matahari membakar kemarahanmu. Bermaaf-maafanlah, saling menolong, dan besok mulai dari nol lagi. (Mrs. March hlm. 145)

Selalu ingat berdoa, Sayang. Jangan pernah bosan berusaha, dan jangan pernah berpikir bahwa mengatasi kesalahanmu itu mustahil. (Mrs. March hlm. 150)

Dan yang paling membuat saya terharu adalah saat berada di halaman 155:

Anakku, kesulitan dan godaan hidupmu sudah dimulai dan barangkali akan banyak, tapi kau bisa mengatasi dan menanggung semua itu, kalau kau belajar merasakan kekuatan dan kelembutan Tuhan seperti merasakan Ayahmu yang ada di bumi. Semakin besar cinta dan kepercyaanmu pada-Nya, kau akan merasa semakin dekat dengan-Nya, dan semakin kecil pula ketergantunganmu pada ketakutan serta pandangan manusia. Kasih dan perlindungan-Nya tidak pernah berkurang atau berubah, tidak pernah bisa diambil darimu, tapi bisa menjadi sumber kedamian, kebahagiaan dan kekuatan yang abadi. Yakinilah sepenuh hati, dan datanglah pada Tuhan dengan membawa seluruh masalah kecil, harapan, dosa, serta kesedihanmu dengan bebas dan penuh kepercayaan seperti halnya kau mendatangi ibumu.

Sungguh, tidak ada yang membuat hati tenang selain nasihat dari orang tua, terkhusus ibu. Mendengar suaranya saja, sudah membuat hati tenang. Dan, oh, membaca buku ini membuat saya (yang tidak berada di rumah) rindu pulang. Rindu bertemu adik-adik saya yang selalu bisa membuat saya marah dan bahagia di satu waktu. Disaat bersama pasti timbul pertengkaran-pertengkaran tepai begitu jauh, rindu muncul melebihi apapun.

Banyak masalah yang dialami gadis-gadis ini, tapi mereka melawatinya dengan sangat dewasa dan bijaksana sehingga membawa cerita ini menjadi akhir yang bahagia. Ini adalah salah satu buku yang sangat saya sayangkan untuk segera menamatkannya tetapi begitu penasaran untuk tidak segera sampai di halaman terakhir.

Setelah ini, aku akan menyuruh ketiga adikku untuk membaca buku ini juga sembari belajar. Semoga kami selalu menjadi saudari yang rukun.



2 comments:

  1. Kok diposting ulang di sini? ^^ berniat pindah ya dari wordpress?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dak dwia, cuma buku-buku yang palin berkesan ikut diposting disini, atau mungkin kalau sudah capek baru migrasi sepenuhnya, haha

      Delete