Pagi tadi matahari lagi intens pendekatan dengan bumi, masih
pagi-pagi sudah terik. Terlalu rindu barangkali, padahal Cuma beberapa jam saja
tidak ketemu. Saya menengadah sebentar, katanya sih bagi yang terkena flu
seperti saya bagusnya berjemur, biar lendirnya keluar. Seperti biasa saya pergi
ke tempat kerja diantar oleh supir menggunakan mobil kepunyaan paman, dan duduk
di depan.
Matahari yang lagi bersemangat mengeluarkan panasnya, tentu
mampu menembusi kaca mobil dan jatuhnya tepat disebagian wajah saya sedangkan
sebagian lagi tertampar AC mobil, padahal saya lagi kena flu. Sungguh janggal
rasanya. Makanya saya menyetel AC mobil agar menerpa wajah saya tapi tidak
pernah pas. Bukannya tidak suka terhadap panas matahari, Cuma rasanya kurang
pas.
Akhirnya saya menyerah, karena setengah perjalan terlewati
sudah tetapi saya belum berhasil menyetel kedudukan AC agar dinginnya menerpa
wajah saya yang panas akibat sinar matahari. Saya pun menikmati wajah saya
dengan dua temperatur yang berbeda disisi masing-masing selagi berpikir.
Bahwasanya hal sekecil ini membuat kita kembali mengetahui,
bahwa apa yang kita ingini belum tentu bisa kita dapatkan dan sebagai gantinya
kita mendapatkan apa yang memang kita butuhkan. Kembali ke cerita saya di awal,
saya ingin berhasil menyetel AC agar menerpa wajah saya padahal saya lagi flu,
dan memang yang saya butuhkan adalah sinar matahari pagi yang menyehatkan.
No comments:
Post a Comment