“Bagaimana pesanan saya kali ini?” Tanya suara halus
diseberang telepon.
“Aduh, maaf Bu. Bulan ini susah sekali mencari seperti
yang Ibu mau.”
Terdengar desahan panjang dari seberang telepon.
“Ada Bu. Tapi, dia masih perawan,” lanjutku dengan mengecilkan
volume suara.
Aku bergegas menuju tempat yang telah menjadi rahasia
bagi kami. Peluh mengucur drastis, tidak hanya dipelipisku, tetapi diseluruh
tubuhku. Baru kali ini aku segugup ini. Apa karena yang kubawa masih perawan?
Sesampainya aku, keadaan sudah ramai. Tempat kami dikepung.
Stoples yang berisi vagina ditanganku terjatuh, pecah.
Di halaman depan sebuah Koran harian.
Ditemukan museum vagina, mengumpulkannya adalah ritual untuk perawan kembali.
Diikutsertakan dalam #FF100kata
Keren Dhan!! ^^
ReplyDelete*terharu Maaciiw Dwi. Hahaha
Deletehoho stoples isinya begituan, tepi nice post lah ka' :D , blogger makassar kah ?
ReplyDeleteSharehovel.blogspot.com | Kumpulan Tutorial Blog
haha, ini postingan pertama saya yang agak "keluar" tuntutan tema. Makasaih yah. Iyah, kamu makassar juga?
Deleteiye kaka, sya makassar jga :D
Delete