Thursday, 7 November 2013

Cinderella Pukul Sebelas


Gambar diambil dari pinterest.com

“Kenapa harus pukul sebelas?” aku menggerutu sambil mengucek-ngucek bagian pinggir bawah bajuku, “Cinderella saja punya jam malam sampai pukul duabelas!” lanjutku.

“Karena ini bukan dunia dongeng, Liana,” sewot Dinda, sahabatku.

***
“Dinda, ini sudah pukul 22.30, tapi kita belum menemukan tempat janjian yang dikatakan si penemu buku kesayanganku.”

Aku terduduk lesu di bangku taman dekat rumah, yang masih saja ramai. Janji bertemu yang balasannya dia akan menjadikanku pacarnya jika tidak dapat menemukannya sebelum jam malamku.

Aku pulang bersama Dinda dengan lesu, sampai akhirnya kami menemukan Ikmal, kakak kelas tampan incaranku memegang bukuku.

Kali ini aku tidak mengutuk jam malam papa. 


Diikutsertakan dalam #FF100kata

No comments:

Post a Comment