Monday, 19 August 2013

Books Lover (karena buku membuat saya jatuh cinta)

Jatuh cinta. Cinta. Lima huruf yang tak pernah bosan-bosannya dijadikan perbincangan, malah obrolan itu sendiri terasa hambar bila tidak diselingi lima huruf tersebut didalamnya, ibarat bumbu serbaguna disetiap masakan, apapun itu.

Cinta pertama. Inilah yang menyebabkan adanya cinta-cinta yang lain, tumbuh setelahnya, yah karena ada istilah cinta pertama, memberi ruang untuk hadirnya cinta kedua, ketiga dan cinta lainnya (eh, kok malah jadi lagunya mas dhani yah?) Tapi begitulah cinta, dia tidak akan habis begitu saja, selalu berlanjut seiring masih adanya ruang untuk menghirup dan menghembuskan nafas.

Saya tidak akan menceritakan cinta pertama saya kepada seseorang, saya sepertinya kehabisan kata-kata untuk menguraikannya, mungkin juga akan terbaca membosankan, dimana-mana orang mengelu-elukan cintanya kepada seseorang, terlebih kelawan jenis. Saya akan menuliskan bagaimana kecintaan saya terhadap Buku.

Saya dilahirkan di keluarga yang semuanya senang membaca. Coba bayangkan, sebelum masuk TK saya sudah bisa membaca, ini hasil jerih payah ibu dan ayah saya. Bayangkan lagi, mereka mengajarkan saya membaca yang kala itu umur 4 tahun dengan koran yang tulisannya sangat kecil. Taraaaa, hasilnya saya sangat tergila-gila membaca buku. Pernah ada teman saya yang menulis ini, “Saya mau berbagi buku dengan Dhani, karena suplemen dia itu bukan vitamin, melainkan buku.” saya tertawa sekaligus haru membacanya.
Sewaktu saya sudah lancar membaca - saat itu kakek saya menjabat sebagai kepala sekolah disalah satu sekolah dasar negeri - kakek saya sering membawakan saya buku-buku cerita yang terdapat diperpustakaannya, dan saya yang kecil sangat bersemangat sehingga kakek saya pun ikut bersemangat dan terus membawakan saya buku, buku-buku tentang legenda seperti Danau Toba, sangkuriang, dll. Tante saya yang juga gemar membaca mulai membelikan saya buku dongeng-dongeng Cinderella, Putri tidur, Gadis berjubah merah, dll. Sayapun jatuh cinta dengan cerita semacam itu, saya membaca buku-buku itu terus menerus, sampai hapal isinya dan kertasnya mulai lusuh dan robek. Seperti itulah kalau sudah cinta, tidak akan pernah bosan, sampai yang dicinta itu sudah jelek, lusuh, bahkan cacat. Tapi semuanya kini hilang dan saya menyesal tidak memberi perhatian khusus kepada buku-buku saya itu.

Menginjak SD, seingat saya, saya mulai membaca serial Lupus kecil, 5 sekawan, komik doraemon, tapi lagi-lagi semuanya hilang, entah karena mungkin saya masih kecil dan belum mengerti bagaimana merawat buku.

Memasuki dunia SMP, novel pertama yang kubeli sendiri adalah teenlit, yang berjudul Not just a Fairy Tale, karena sejak kecil disuguhkan bacaan fiksi fantasi, kehidupan putri-putri yang membuat saya jatuh cinta, sampai sekarang saya terobsesi dengan semua itu, haha. Novel pertama saya itu masih ada sampai sekarang, dan mulai saat itu saya selalu menjaga buku saya. Saya mengkonsumsi novel-novel teenlet hingga SMA. Sekarang sudah tidak lagi. Entahlah, rasanya sudah tidak pantas, hehe. Ternyata umur juga mempengaruhi selera baca.

Saking cinta dan tergila-gilanya saya dengan buku, kadang saya sampai menyuruh teman-teman diluar kota untuk mencarikannya. Dan disitulah letak serunya mendapatkan buku yang dicari-cari. Disaat cewek-cewek yang lain sibuk memborong pakaian, saya malah geregetan didepan rak buku, memilih buku yang mana lebih dulu yang akan dibeli.

Saat ini, kami para pecinta dan penggemar baca buku mengadakan lomba baca buku dalam #ammacaki senang sekali berkumpul dengan teman penggila buku. Seperti yang kau lihat ketika para cewek-cewek lain bergosip dengan tas-tas, sepatu dan apapun yang bermerk, kami malah sibuk mendiskusikan buku.
Jangan kira kami yang hidupnya dibalik buku adalah orang-orang cupu, kami keren karena kami membaca B-)

Ahh, saya tidak akan berhenti menulis kalau mengenai buku. Jadi sampai disini saja, dan selamat membaca.

1 comment:

  1. Kenapa berhenti? Saya masih ingin membaca.

    Oh, iya, saya juga cinta membaca dan menulis. Tapi saya tidak lahir dari keluarga yang suka membaca seperti kamu. Udah gitu aja, jangan dilanjutkan.

    ReplyDelete