Tuesday, 9 August 2011

Si Daun Pacar

Aku biasa dipanggil perempuan kolot, dikarenakan hanya saja karena aku lebih memilih mempercayai ajaran-ajaran nenek moyang... hahahhaa. Seperti hari ini, tengah ,menikmati terik matahari di teras rumah, pandangan ku tertuju pada daun pacar milik tetangga. Tiba-tiba teringat masa kecil, aku selalu memakai daun pacar tersebut di kuku-kuku jariku. Berwarna oranye selayak senja.

Lagi-lagi, sisi perempuan kolot semakin jelas. perempuan kolot memakai daun pacar di kuku-kukunya, sedangkan perempuan modern memakai kuteks di kuku-kukunya. Ahh tidak menjadi masalah, yang penting terlihat cantik, hahaha.

Memetik daun pacar itu, menumbuknya sampai halus, menambahkan teh, menambahkan sedikit kunyit, menambahkan nasi dan sedikit air. Ramuan ajaib, yang akan mempercantik kuku-kukumu. Selamat mewarnai kuku-kuku.

Aku yakin, dalam sisi ini, perempuan kolot lebih hebat daripada perempuan modern dalam mengurusi kuku-kukunya. Bayangkan saja, rela menghabiskan waktu tuk mewarnai kuku-kukunya dengan daun-daun, dibanding perempuan modern yang hanya mengoleskan kuas di kukunya, akan jelas terlihat beda cara kerja dan hasilnya, dalam evisien waktu dan kerepotan, hehehe. Dan lagi, aku yakin, perempuan kolot jika cara mewarnai kukunya dengan ramuan ini sangat rapi, dia akan mengalahkan perempuan modern dalam menggunakan kuasnya.

sedikit bersabar sampai daun-daun ini mengering di kuku-kuku, dan selamat kuku-kuku ku kini cantik secantik senja, oranye merekah.

No comments:

Post a Comment