Mengapa saya mengatakan buku penyelamat? Dia membebaskan saya dari tuntutan belajar selama 3 tahun 10 bulan, dia melepaskan saya dari ketidak sabaran dan keegoisan yang membelenggu, dan membuka mata saya tentang arti dari kesetiaan, ketulusan, dan keikhlasan.
Buku yang benar-benar mengubah hidup saya adalah karangan
yang saya buat sendiri, karangan ilmiah yang siapa saja pasti akan membanggakan
miliknya, yang kita kenal semua dengan sebutan skripsi. Barang siapa yang
meremehkan skripsinya, tentu dia tidak sungguh-sungguh dalam pembuatannya.
Sebuah buku setebal empat puluh dua lembar hard cover,
adalah buku yang akhirnya tercetak walau masih banyak kekurangan. Ketika
menuliskannya benar-benar mengubah hidupku, menghabiskan waktuku yang kuanggap
selama ini selalu luang, menguras air mata yang biasanya malah kugunakan ketika
patah hati.
Siapa sangka, skripsi yang berjudul Pengaruh Frekuensi
Pemberian Pakan Rucah Ikan Kering Bervitomolt Secara Berulang Pada Periode
Pasang Terhadap Latensi dan Persentase Molting Kepiting Bakau (Scylla spp.) yang berfokus pada kepiting
bakau ini dalam penyelesaiannya mampu mengajarkan saya tentang arti
persahabatan, arti kesabaran dan keyakinan, dan bagaimana memang seharusnya
memberlakukan hewan.
Mengapa saya mengatakan bagaimana seharusnya memberlakukan
hewan, karena sewaktu awal penelitian kepiting saya sendiri ngambek kepada
saya, dia tidak berganti kulit sama seperti kepiting kepunyaan teman-teman
saya. Saya tahu, saya introvert, tertutup, jarang bicara. Saya pikir, penelitian
ilmiah itu tinggal mengikuti proses yang ada secara benar, tetapi untuk
mendukung itu semua diperlukan pikiran dan hati yang benar-benar ikhlas dan
tulus. Pada akhirnya, setiap mengontrol kepiting, saya mengajak kepiting saya
mengobrol, sampai-sampai saya nyanyikan. Seminggu kemudian, kepiting-kepiting
saya berganti kulit hampir setiap hari. Kalian tahu, orang yang terlebih dulu
sukses dengan mulus itu akan terlihat biasa-biasa saja ketika ia berhasil
terus, tetapi ketika keberhasilan setelah menempuh sesuatu penghambat, akan
sangat terasa sekali. Saya pun loncat-loncat dipetakan tambak, kemudian
mengucapkan terima kasih sambil cengiran lebar di bibirku ketika kembali
mengontrol si kepiting.
Roda memang selalu berputar, setelah kita bersedih kita
menemukan kebahagiaan, ketika kita sudah cukup bahagia, kita akan diberi
sedikit kesedihan lagi, untuk lebih bersyukur. Sewaktu mengontrol di jam
sebelas malam, saya melihat kepiting saya banyak yang mati, karena keracunan
pakan. Perasaan saya malam itu, mungkin seperti perasaan ibu ketika mendapati
saya dalam keadaan panas tinggi di tengah malam. Saya menangis di jembatan
tambak sambil memunguti kepiting-kepiting saya yang mati. Awalnya, saya acuh
tak acuh kepada si kepiting, ketika kami sama-sama jinak, ternyata sakit juga
ketika ada hal seperti ini yang terjadi. Sewaktu itu, saya pikir penelitian
saya akan batal dan berniat mengulang. Tapi dosen pembimbing menyuruh saya
untuk tetap lanjut. Di jembatan tambak malam itu, saya berjanji kepada
kepiting-kepiting saya yang kelihatan sekarat karena kelihatan oleng bahwa
selepas saya penelitian, saya akan kembali menjenguk mereka. Entah, mungkin ada
dua jam saya merenung di tambak malam itu. Dan benar, setelah saya ujian meja,
saya kembali ke tambak itu menjenguk teman-teman kepiting saya. Saya selalu
berusaha menjadi orang yang menepati janji.
Mengapa saya bilang juga mengajarkan tentang arti
persahabatan karena siapa saja akan menjadi musuhmu ketika gencar-gencarnya
merebut gelar dibelakang nama. Mahasiswa-mahasiwa akhir itu basa sensitif,
mudah tersinggung. Teman bisa saja menjauh, dan yang tak pernah menjadi
temanmu, tiba-tiba datang membantu, serta yang benar-benar temanmu adalah yang
dengan setia menemanimu. Hal itulah yang membuat saya mengabadikan nama-nama
yang dengan setia dan baik hati menemani saya sampai saya mendapatkan gelar
sarjana perikanan saya. Jikalau kamu tidak punya nama khusus untuk dipamerkan
di skripsimu, kasihan sekali. Saya pikir kamu harus belajar tentang bagaimana
menjadi teman yang baik dan menemukan teman yang benar-benar baik.
Apapun judul skripsimu, yang kamu kerjakan dengan
sungguh-sungguh, tidak mengenal universitas mana, fakultas apa, gelar apa yang
kau dapati diakhir namamu, pastilah meninggalkan bekas dan pelajaran yang
sangat berarti yang tidak akan didapatkan dimanapun. Bahwa pelajaran-pelajaran
itu sebagai persiapan agar lebih kebal oleh permaslaahn-permasalahan ketika
terjun langsung ke dunia masyarakat dimanapun itu.
No comments:
Post a Comment