Friday, 15 November 2013

Buku Penyelamat



Mengapa saya mengatakan buku penyelamat? Dia membebaskan saya dari tuntutan belajar selama 3 tahun 10 bulan, dia melepaskan saya dari ketidak sabaran dan keegoisan yang membelenggu, dan membuka mata saya tentang arti dari kesetiaan, ketulusan, dan keikhlasan.
 
Buku yang benar-benar mengubah hidup saya adalah karangan yang saya buat sendiri, karangan ilmiah yang siapa saja pasti akan membanggakan miliknya, yang kita kenal semua dengan sebutan skripsi. Barang siapa yang meremehkan skripsinya, tentu dia tidak sungguh-sungguh dalam pembuatannya.

Sebuah buku setebal empat puluh dua lembar hard cover, adalah buku yang akhirnya tercetak walau masih banyak kekurangan. Ketika menuliskannya benar-benar mengubah hidupku, menghabiskan waktuku yang kuanggap selama ini selalu luang, menguras air mata yang biasanya malah kugunakan ketika patah hati.
 
Siapa sangka, skripsi yang berjudul Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan Rucah Ikan Kering Bervitomolt Secara Berulang Pada Periode Pasang Terhadap Latensi dan Persentase Molting Kepiting Bakau (Scylla spp.) yang berfokus pada kepiting bakau ini dalam penyelesaiannya mampu mengajarkan saya tentang arti persahabatan, arti kesabaran dan keyakinan, dan bagaimana memang seharusnya memberlakukan hewan. 

Mengapa saya mengatakan bagaimana seharusnya memberlakukan hewan, karena sewaktu awal penelitian kepiting saya sendiri ngambek kepada saya, dia tidak berganti kulit sama seperti kepiting kepunyaan teman-teman saya. Saya tahu, saya introvert, tertutup, jarang bicara. Saya pikir, penelitian ilmiah itu tinggal mengikuti proses yang ada secara benar, tetapi untuk mendukung itu semua diperlukan pikiran dan hati yang benar-benar ikhlas dan tulus. Pada akhirnya, setiap mengontrol kepiting, saya mengajak kepiting saya mengobrol, sampai-sampai saya nyanyikan. Seminggu kemudian, kepiting-kepiting saya berganti kulit hampir setiap hari. Kalian tahu, orang yang terlebih dulu sukses dengan mulus itu akan terlihat biasa-biasa saja ketika ia berhasil terus, tetapi ketika keberhasilan setelah menempuh sesuatu penghambat, akan sangat terasa sekali. Saya pun loncat-loncat dipetakan tambak, kemudian mengucapkan terima kasih sambil cengiran lebar di bibirku ketika kembali mengontrol si kepiting.

Roda memang selalu berputar, setelah kita bersedih kita menemukan kebahagiaan, ketika kita sudah cukup bahagia, kita akan diberi sedikit kesedihan lagi, untuk lebih bersyukur. Sewaktu mengontrol di jam sebelas malam, saya melihat kepiting saya banyak yang mati, karena keracunan pakan. Perasaan saya malam itu, mungkin seperti perasaan ibu ketika mendapati saya dalam keadaan panas tinggi di tengah malam. Saya menangis di jembatan tambak sambil memunguti kepiting-kepiting saya yang mati. Awalnya, saya acuh tak acuh kepada si kepiting, ketika kami sama-sama jinak, ternyata sakit juga ketika ada hal seperti ini yang terjadi. Sewaktu itu, saya pikir penelitian saya akan batal dan berniat mengulang. Tapi dosen pembimbing menyuruh saya untuk tetap lanjut. Di jembatan tambak malam itu, saya berjanji kepada kepiting-kepiting saya yang kelihatan sekarat karena kelihatan oleng bahwa selepas saya penelitian, saya akan kembali menjenguk mereka. Entah, mungkin ada dua jam saya merenung di tambak malam itu. Dan benar, setelah saya ujian meja, saya kembali ke tambak itu menjenguk teman-teman kepiting saya. Saya selalu berusaha menjadi orang yang menepati janji.

Mengapa saya bilang juga mengajarkan tentang arti persahabatan karena siapa saja akan menjadi musuhmu ketika gencar-gencarnya merebut gelar dibelakang nama. Mahasiswa-mahasiwa akhir itu basa sensitif, mudah tersinggung. Teman bisa saja menjauh, dan yang tak pernah menjadi temanmu, tiba-tiba datang membantu, serta yang benar-benar temanmu adalah yang dengan setia menemanimu. Hal itulah yang membuat saya mengabadikan nama-nama yang dengan setia dan baik hati menemani saya sampai saya mendapatkan gelar sarjana perikanan saya. Jikalau kamu tidak punya nama khusus untuk dipamerkan di skripsimu, kasihan sekali. Saya pikir kamu harus belajar tentang bagaimana menjadi teman yang baik dan menemukan teman yang benar-benar baik.

Apapun judul skripsimu, yang kamu kerjakan dengan sungguh-sungguh, tidak mengenal universitas mana, fakultas apa, gelar apa yang kau dapati diakhir namamu, pastilah meninggalkan bekas dan pelajaran yang sangat berarti yang tidak akan didapatkan dimanapun. Bahwa pelajaran-pelajaran itu sebagai persiapan agar lebih kebal oleh permaslaahn-permasalahan ketika terjun langsung ke dunia masyarakat dimanapun itu.

No comments:

Post a Comment