“Mbak, ini sudah gelas ketiga yah,” kata pelayan café, entah
mengingatkanku atau malah heran dengan jumlah gelas kopi yang kuminum dalam waktu
satu jam.
Aku mengangguk sambil tersenyum simpul. Aku menatap kopiku
yang asapnya masih mengepul. Aku hanya menatap kopi itu, membiarkannya
mendingin oleh tiupan angin.
“Kenapa pesan banyak sekali?” tanyaku heran.
“Nikmatilah, karena ini hari terakhir kamu meminumnya denganku,”
jawabnya dingin.
Dia lalu menghabiskan kopinya dan berlalu, bahkan kopiku
sendiri belum sempat kusesap.
Kopi ini rasanya masih tetap sama, tapi oleh waktu, rasaku
padamu tidak lagi.
Kau, kini bagai ampas kopi dalam kenanganku. Berada di dasar,
lalu siap dibuang.
Diikutsertakan dalam #FF100kata
No comments:
Post a Comment