Betapa sulitnya menata hati, disaat hatimu berubah menjadi kepingan-kepingan kecil. Betapa sulitnya menata hati, menahan air mata yang ingin tumpah, hanya bisa menggigit bibir, meremas tangan, menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya, suaramu akan terdengar bergetar, pipimu semakin tembem menahan sesak, matamu berkaca-kaca, layaknya mata seorang lansia ! benar-benar tak sedap dipandang.
Heii, kau tahu ? aku tak sekuat yang kau yang fikir. Hatiku tak akan sekuat karang, hanya laksana kayu yang lapuk,janganlah terlalu kasar menyentuhnya. matakupun tak punya bendungan, jadi jangan membuatnya meluapkan air yang akan menyebabkan adanya dua sungai kecil di pipiku.
Ahh, gadis bodoh, mana ada lelakiyang tertarik dengan keadaanmu yang begitu konyol ? tidak, ini tidak konyol. lelaki itu saja yang membuat keadaanku semakin konyol.
Dia meretakkan hatiku,begitu bodohnya dia bukan ? tega meretakkan hati seorang gadis imut nan manis. Tak punya hati kah dia ? Tapi mengapa dia bisa tetap hidup kalau tak punya hati ? Hahaha
Tuhan, apakah lelaki diciptakan untuk sepenuhnya tak dipercaya ?
Yang aku tahu, lelaki itu cuma punya otak. tapi, lagi-lagi kadang mereka tak memanfaatkan otak cemerlangnya itu untuk sekedar berfikir "Heii yaa, ada seorang gadis yang begitu memujimu, mengapa kau tega meretakkan hatinya ?"
Tapi lagi-lagi berfikir kembali, menunggu dia berfikir seperti itu sama halnya menunggu berat badanku turun !
No comments:
Post a Comment