Saturday 17 June 2017

BabakBaru; #1 Hijrah




Saya ingin membagikan perjalanan (hidup) saya selama setahun belakangan ini, setahun yang benar-benar banyak mengubah hidup saya dan ini adalah bagian yang benar-benar baru bagi saya. Semoga tulisan ini menjadi pengingat, penyembuh keresahan buat saya, dan bisa bermanfaat buat orang lain. Aamiin.

Suatu hari saya merenung, saya merasa hidup saya berputar disitu-situ saja, tidak menjadi baik dengan mengulangi kesalahan-kesalahan yang hati menjadi resah tetapi tetap dilakukan, lalu berpikir perbuatan saya inilah yang membuat Allah menjauhkan segala rahmatNya. Saya mencoba mengikhlaskan diri untuk memulai yang namanya hijrah, mendekatkan diri lagi kepada Allah, bukan sekadar beribadah. Saya memulainya dengan berjilbab syar’i.

Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri kaum mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al-Ahzab; 33:59)



Setelah memutuskan untuk berjilbab syar’i saya pikir, saya tidak lagi menjadi pusat perhatian. Tapi yang ada malah sebaliknya, setiap jalan pasti diliatin, dari atas sampai bawah. Bikin keki.

Semoga dibenak mereka mengatakan ini modis dan eksotis bukannya teroris atau fundamentalis. Hihi.

Saya lupa tepatnya kapan, tapi tiba-tiba di suatu hari keinginan saya untuk mulai memakai rok bulat sekali. Padahal yah, cuma punya satu rok. Jadilah rok itu beberapa kali dipakai, atasannya saja yang diganti-ganti. Sambil nyicil buat beli baru. Hihi. 

Sama halnya waktu belajar pakai qamish (gamis) nyicil, pakainya itu-itu aja sampai orang-orang pada hapal motifnya, letak bunganya di sebelah mana. Hehehe. Setidaknya itu menjadi usaha saya untuk berubah meski dalam keadaan yang (masih) terbatas. Meski di kepala saya masih dipenuhi dengan pikiran akan anggapan-anggapan orang lain tentang gak malu apa, pakaiannya itu melulu? 

Padahal dulu, kalau mau beli rok yang ada dipikiran cuma cantik apa nggak sih saya pakai rok? Astagfirullah, padahal pakaian seperti itulah yang seharusnya. Kita tidak boleh berpakaian menyerupai laki-laki seperti memakai celana.

Waktu itu yah, semua teman-teman pada sibuk ngomentarin, bahkan ada yang tidak percaya.
“Dhan, gak cocok ah pakai rok begitu.”
“Tambah kelihatan gede deh, Dhan.”
“Beneran sudah gak pakai celana?”
“Seriusan celananya sudah dihibahkan?”
“Cie jilbabnya panjang.”
”Kamu kok kayak ibu-ibu, haha.”
Dan masih banyak….

Tapi pemula seperti saya yang diperlukan hanya membuka hati, menutup telinga dan mata. Hehe. Kan, yang dicari ridha Allah, bukan ridha manusia. Meski (lagi-lagi) masih suka terpengaruh kalau mau ngumpul sama teman-teman yang pakaiannya update. Huhuhu. Memang yah, hijrah itu gampang, yang susah istqomahnya.

Yaa Muqollibal quluub, tsabbit qolbii 'alaa diinik
Wahai Dzat yang Maha membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami di atas agamaMu.

Saya yang hanya baru-baru ini dibukakan pintu hatinya oleh Allah untuk menerima hidayah, masih jauh sekali kapasitasnya untuk berbicara panjang lebar mengenai berjilbab syar’i, saya hanya ingin membagikan pengalaman. Allah itu Maha Baik, baru niat saja Allah sudah membantu. Waktu itu tiba-tiba ingin masuk komunitas untuk mengisi waktu luang, tahunya saya dipertemukan dengan teman-teman sholeh-sholehah di sana, dan membuat saya banyak belajar dan jadi tambah semangat. Percaya selalu, Allah tidak akan pernah membuat kita sendiri.

Saya berharap setelah menulis ini teman-teman saya akhirnya mengerti atas keputusan saya, dan ikut men-support saya untuk ke depannya, membantu saya untuk menjadi istiqomah. Untuk teman-teman yang lebih dulu menetapkan pilihan, jangan sungkan untuk mengajak saya belajar lebih banyak lagi.

Dan, buat teman-teman yang baru ingin memulai, semangat yah! Keep hamasah! Awalnya memang susah, ragu itu ada, cemoohan pasti, tapi tetap ke niat awal yah bahwa semuanya dilakukan dengan mengharapkan ridha Allah SWT. Terus berikhtiar dan berdoa kepada Allah sang pemilik hati, dibantu luruskan niat dan menjaga hatinya karena Dialah yang Maha membolak-balikkan hati. Ingat, niat baik itu, disegerakan!


Dan tidak ada (sesuatu pun) yang menghalangi manusia untuk beriman ketika petunjuk telah datang kepada mereka dan memohon ampunan kepada Tuhan-nya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlaku pada) umat yang terdahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata – QS. Al-Kahf; 55


3 comments: