Maa Sya Allah, Tabarakallah.
Menjadi ibu itu…. Speechless!
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah
memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak
dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan
warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua
tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas
keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada
dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah
kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan” (Al-Baqarah [2]: 233)
Jadi dak tahu mau nulis dari mana, takutnya bakal kembali
mewek. Jadi, saya mau menceritakan sedikit pengalaman saya setelah menjadi ibu
yang mengASIhi. Mungkin bisa menjadi bahan biar bu-ibu baru dak merasa
sendirian, karena ibu baru itu sensitifnya nambah lagi, butuh banget yang
namanya teman dan perhatian. Karena mengASIhi juga butuh curahan kasih. Tapi
entahlah, tulisan ini bisa dibilang motivasi atau malah curhan hati hihihi.
Apa yang kamu idam-idamkan, yang kamu inginkan belum tentu
menjadi keinginan Allah SWT. Dialah Maha menentukan. Apa-apa yang terjadi tidak
sesuai dengan rencana saya, saya selalu percaya rencana Allah yang jalan,
termasuk lahiran secara SC dan tidak ada air susupun yang keluar. Selama hamil,
saya selalu membayangkan bakalan bagaimana saya di kamar bersalin, bagaimana
ASI saya penuh di kulkas. Tapi, nihil! Padahal semua ‘pelajaran’ dari
orang-orang dijalanin semua.
Setelah keluar dari kamar pemulihan, seneng sekali bakal
menyusui si dedek pikir saya. Tapi… air susunya tidak ada, dedeknya dak mau
menyusui karena percuma, PDnya sakit sekali, omelan sana-sini terdengar, jahitan
SC cenat cenut parah, dan mulailah saya frustasi.
Tapi saat dokter datang ngecek, saya ngeluh si dedek dak mau
menyusu, beliau bilang,”Ibu kan baru jadi ibu, anaknya juga baru, jadi memang
baru sama-sama belajar. Anak itu yah pasti cari ibunya, buat disusui. Jadi
semangat, dak usah kasih susu formula.”
Bangkitlah kembali kepercayaan diri saya. Tapi lagi-lagi,
dedeknya dak mau menyusu, nangis tiap beberapa menit karena kehausan. Itu
terjadi sampai hari ketiga di RS, sampai nyerah akhirnya kasih susu formula ke
dedek karena badannya sudah mulai menguning.
Sampai di rumah, mulai deh air mata mengucur tiada henti. Sampai
di sini saya mulai memvonis kalau saya kena baby blues. Untunglah ada pak suami
yang lengan panjang, bidang lebar dan hangat tubuhnya selalu ada menemani. Sungguh,
itu obat dari segala resah. Pak suami juga yang paling gencar beliin sayur di
pasar buat dimakan sebagai penambah ASI, resep dari nenek. Nanti saya tuliskan
resepnya deh!
Ternyata lahiran dan punya bayi tidak seperti dalam benak
saya. Dibenak saya, kalau dedeknya haus tinggal menyusui, kalau ngantuk tinggal
bobok, kalau nangis tinggal digendong…. Hahaha kalau begitu yang namanya jadi
ibu itu enak banget dan tidak ada belajar-belajarnya yaah. Justru kedua tahap
itulah yang menjadi bahan belajar kita dalam menuju kedewasaan.
Terus dapat support juga dari kakak sepupu, yang benar-benar
bikin saya bertekad harus bisa punya ASI banyak!
Selamat mengASIhi, ASI bakalan banyak kalau kita nyuruh dia banyak juga, yang tidak melahirkan saja bisa keluar ASInya apalagi yang melahirkan, semangat ya busui! Nikmat itu menyusui nah, apalagi kalau matanya melihat ke kita, tangannya sentuh-sentuh dada kita, kakinya goyang-goyang tanda senang, wih nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan – Kak Nuni
Alhamdulillah, sekarang botol-botol ASI
buat dedek penuh-penuh. Jadi dak khawatir ditinggal kerja. Jadi, bu-ibu yang
baru dan akan mengASIhi, selalu semangat dan bener-bener berpikir untuk
banyakin ASI, jangan lupa untuk selalu bahagia dan selalu berdoa kepada Allah
SWT untuk selalu dicurahkan rahmatNya. Aamiin.
Amru bin Abdullah pernah berkata kepada isteri yang menyusui bayinya, “Janganlah engkau menyusui anakmu seperti hewan yang menyusui anaknya karena didorong kasih sayangnya kepada anak. Akan tetapi susuilah dengan niat mengharap pahala dari Allah dan agar ia hidup melalui susuanmu itu. Mudah-mudahan ia kelak akan bertauhid kepada Allah Subhanahuwata’ala.”
Anjuran menyusui ada di dalam Al-Quran, di anugerahi air
susu adalah bukti cinta Allah kepada semua bayi yang lahir, bu-ibu lanjutkan
cinta Allah dengan semangat mengASIhi.
**
Resep Booster ASI:
Bahan:
Daun Katuk
Pepaya Muda
Kacang Hijau
Asam Mangga
Cara Membuat:
- Semua bahan di masak di dalam satu panci
Konsumsi sesering mungkin 😋
Saya bacanya terharuu . :'(
ReplyDelete:')
DeleteBtw penasaran, itu apaansih putih-putih yang di botol itu???
ReplyDeletesesuai judulnya kak,hehe. itu ASI :)
Delete