Saturday 31 January 2015

Surat Pelabuhan Terakhir kepada Pelaut

Gambar diambil dari pinterest.com

 





Hai yang katanya bersedia melaut di laut yang tidak tenang karena bukan pelaut yang tangguh jika tidak, barangkali kamu tengah terombang-ambing di tengah lautan menuju pelabuhan terakhirmu, oleh karena itu surat ini saya posting saja dulu di blog. Tidak ada tukang pos yang bersedia membawakanmu ke tengah laut. Kurasa, kalau tukang pos yang tergila-gila dan jatuh hati padamu mungkin saja. Apasih yang tidak kalau sudah menyangkut cinta. “Lautan kan kusebrangi.” Begitu misinya.

Aku memberikanmu sedikit gambaran, kalau surat versi asli ini tertulis di atas kertas lucu berlatar gambar di atas.

Kalau kamu mendarat kamu boleh membaca versi surat asli sampai bosan. Walau keadaan tak lagi sama, surat tetap mampu menyimpan chemistry. Rasa ketika menulisnya mampu kamu rasa ketika membacanya walau itu sudah lama, itu menurut saya. Seperti yang kamu bilang, surat itu benda mati yang menghidupkan, belakangan kupikir memang benar, dia menghidupkan rasa.

Aku pernah bertanya, kalau kamu menerima surat, yang isinya seperti apa yang kamu mau. Kamu menjawab yang berisi pengharapan si penulis kepadamu.

Kalau kamu sempat membaca surat yang kuposting di blog, berarti signal di tengah laut lagi lancar-lancarnya. Itu harapanku. Aku berharap kamu bisa membacanya secepat mungkin. Tapi jika kamu membaca surat yang versi asli, seperti di awal sudah kujelaskan, berarti pengharapanku juga terkabul. Aku berharap kamu bisa menjadi pelaut yang tangguh dan selamat sampai di pebuhan yang kamu pilih, aku misalnya.

Ah, sebelum surat absurd ini berlanjut, baiknya saya sudahi dulu. Perut saya perlu sesuatu yang nyata untuk tetap melanjutkan hidup. Kamu akan tahu isi surat ini seperti apa sebenarnya, seperti katamu penerima surat tidak boleh hanya sekadar menerima surat tapi mampu menerima apa yang ada di dalam surat tersebut. Kalau kamu sudah menerima, aku menunggu balasannya.


Salam rindu,


Yang selalu mencoba menjadi pelabuhan terakhir

3 comments: