Sunday 12 October 2014

Karena Obat Dari Patah Hati Adalah Jatuh Cinta Lagi!



Cuaca lagi panas-panasnya, seluruh bagian tubuh ikut panas. Dalam cuaca seperti ini, terkadang orang gampang tersulut amarahnya. Bertindak sesuka hati tanpa memikirkan dampaknya. Kau tahu, itu kenapa sekarang lagi musim putus cinta juga. Uh, ujung-ujungnya ke sini juga permasalahannya.

Benar saja, di media sosial, teman-teman saya tiba-tiba pada aktif memposting status mengenai kekosongan hari-harinya, bahkan sampai ada yang membuat perkumpulan YASSALAM, Yayasan Sabtu Malam dengan motto berkurangnya jumlah anggota adalah kebahagiaan. Tiba-tiba saya mengajukan diri untuk bergabung, hemmm.

Sebenarnya, kepatah hatian yang baru saja saya alami membuat saya tidak ingin menulis tentang seperti itu lagi. Menulis tentang patah hati ternyata tidak membuat saya kebal selama ini, itu kenapa saya mencoba untuk menulis yang berbau kesenangan saja. Tapi sesekali tak apalah.

Selama beberapa pekan, entah saya sibuk apa sampai lupa akan diri saya sendiri. Lupa menyegarkan pikiran-pikiran saya dengan membaca buku yang semakin bulan bertambah di rak juga lupa menyembuhkan kelumpuhan otak saya dengan tidak menulis.


Obat dari patah hati itu adalah jatuh cinta (lagi).



Ada yang bilang seperti itu.

Maka, hari ini saya membuat diri saya jatuh cinta dengan diri saya sendiri dulu, dengan menghadiahi diri saya dengan ice cream. Membuat diri saya jatuh cinta lagi dengan tokoh-tokoh novel yang begitu saya sukai.

Kita boleh saja tetap berada di satu bagian cerpen/novel yang paling kita sukai, membacanya dan jatuh cinta berulang kali.

Saya mengambil dua buah buku dari rak dan mulai membaca.

Saya membaca lagi buku karangan Eyang Seno, tentang Sukab, Alina dan senja. Saya selalu berterima kasih kepada eyang Seno karena menciptakan mereka, sepatah hati apapun saya, mereka selalu membuat saya jatuh cinta.

Buku kedua yang saya baca adalah Remember When, tadi pagi saya melihat iklan di televisi yang mengabarkan bahwa filmnya akan segera tayang di bioskop. Novel ini adalah novel yang jadi kesukaan saya waktu awal-awal saya kuliah. Membacanya ulang membuat saya kembali ke masa-masa dulu. Itu membuat perasaan saya sedikit membuncah. Kembali mengingat masa lampau ada baiknya juga loh!

Dan saya mendapatkan ini:


As women, we need to protect ourselves from getting hurt. But sometimes hurt is inevitable that we just have to deal with it.




When you make decisions, you deal with consequences. Kamu memberikan segalanya untuk Adrian dengan tulus, jadi jangan mengharapkan timbal baliknya.



Ah, kita memang seharusnya sudah menyiapkan diri untuk merasa bahagia, juga merasa sedih. Apapun itu memang punya resiko, yang harus kita lakukan adalah terus melangkah. Ini membuat saya berpikir, apa sebenarnya yang membuat saya patah hati?


Dia tidak menyakiti, kita yang berharap lebih.



Itu kata teman saya. Mungkin itu salah satu jawaban. Lalu kembali ke kutipan Remember When, segalanya butuh resiko, kalau memberi tulus, buat apa ada imbalan. Saya agaknya akan mempraktikkan itu semua, dan menghindari agar saya tidak patah hati.

Hari ini, saya merasa tulus mencintai, jatuh cinta dengan tulus. Saya mencintai diri saya sendiri, saya mencintai tokoh-tokoh kesayangan saya dan penciptanya. Walau saya tidak pernah tahu mereka punya rasa yang sama akan saya, saya tetap bahagia mencintai, dan tidak akan patah hati.

Sejauh ini, saya sudah sembuh. Seperti yang saya tulisakan mengenai obat patah hati. Jatuh cintalah saja. Sembuh bukan berarti ditandai oleh berhasilnya kamu mendapatkan gantinya kan?


4 comments:

  1. untuk wanita "Karena obat kecewa adalah kecowo".. :D
    Nice post

    ReplyDelete
  2. Hai ijin blogwalking ya ;-)
    Ada info lomba blog nih. Klik link di blog ini ya. Makasih:)

    ReplyDelete
  3. Obat patah hati adalah merelakan ^^

    ReplyDelete
  4. Obat patah hati adalah balas dendam.. balas dengan hidup bahagia =))

    ReplyDelete