Cuaca lagi panas-panasnya, seluruh
bagian tubuh ikut panas. Dalam cuaca seperti ini, terkadang orang gampang
tersulut amarahnya. Bertindak sesuka hati tanpa memikirkan dampaknya. Kau tahu,
itu kenapa sekarang lagi musim putus cinta juga. Uh, ujung-ujungnya ke sini
juga permasalahannya.
Benar saja, di media sosial,
teman-teman saya tiba-tiba pada aktif memposting status mengenai kekosongan
hari-harinya, bahkan sampai ada yang membuat perkumpulan YASSALAM, Yayasan
Sabtu Malam dengan motto berkurangnya jumlah anggota adalah kebahagiaan.
Tiba-tiba saya mengajukan diri untuk bergabung, hemmm.
Sebenarnya, kepatah hatian yang
baru saja saya alami membuat saya tidak ingin menulis tentang seperti itu lagi.
Menulis tentang patah hati ternyata tidak membuat saya kebal selama ini, itu
kenapa saya mencoba untuk menulis yang berbau kesenangan saja. Tapi sesekali
tak apalah.
Selama beberapa pekan, entah saya
sibuk apa sampai lupa akan diri saya sendiri. Lupa menyegarkan pikiran-pikiran
saya dengan membaca buku yang semakin bulan bertambah di rak juga lupa menyembuhkan
kelumpuhan otak saya dengan tidak menulis.
Obat dari patah hati itu adalah jatuh cinta (lagi).
Ada yang bilang seperti itu.
Maka, hari ini saya membuat diri
saya jatuh cinta dengan diri saya sendiri dulu, dengan menghadiahi diri saya
dengan ice cream. Membuat diri saya jatuh cinta lagi dengan tokoh-tokoh novel
yang begitu saya sukai.
Kita boleh saja tetap berada di
satu bagian cerpen/novel yang paling kita sukai, membacanya dan jatuh cinta
berulang kali.
Saya mengambil dua buah buku dari
rak dan mulai membaca.
Saya membaca lagi buku karangan
Eyang Seno, tentang Sukab, Alina dan senja. Saya selalu berterima kasih kepada
eyang Seno karena menciptakan mereka, sepatah hati apapun saya, mereka selalu
membuat saya jatuh cinta.
Buku kedua yang saya baca adalah
Remember When, tadi pagi saya melihat iklan di televisi yang mengabarkan bahwa
filmnya akan segera tayang di bioskop. Novel ini adalah novel yang jadi
kesukaan saya waktu awal-awal saya kuliah. Membacanya ulang membuat saya
kembali ke masa-masa dulu. Itu membuat perasaan saya sedikit membuncah. Kembali
mengingat masa lampau ada baiknya juga loh!
Dan saya mendapatkan ini:
As women, we need to protect ourselves from getting hurt. But sometimes hurt is inevitable that we just have to deal with it.
When you make decisions, you deal with consequences. Kamu memberikan segalanya untuk Adrian dengan tulus, jadi jangan mengharapkan timbal baliknya.
Ah, kita memang seharusnya sudah
menyiapkan diri untuk merasa bahagia, juga merasa sedih. Apapun itu memang
punya resiko, yang harus kita lakukan adalah terus melangkah. Ini membuat saya
berpikir, apa sebenarnya yang membuat saya patah hati?
Dia tidak menyakiti, kita yang berharap lebih.
Itu kata teman saya. Mungkin itu
salah satu jawaban. Lalu kembali ke kutipan Remember When, segalanya butuh
resiko, kalau memberi tulus, buat apa ada imbalan. Saya agaknya akan
mempraktikkan itu semua, dan menghindari agar saya tidak patah hati.
Hari ini, saya merasa tulus
mencintai, jatuh cinta dengan tulus. Saya mencintai diri saya sendiri, saya
mencintai tokoh-tokoh kesayangan saya dan penciptanya. Walau saya tidak pernah
tahu mereka punya rasa yang sama akan saya, saya tetap bahagia mencintai, dan
tidak akan patah hati.
Sejauh ini, saya sudah sembuh.
Seperti yang saya tulisakan mengenai obat patah hati. Jatuh cintalah saja.
Sembuh bukan berarti ditandai oleh berhasilnya kamu mendapatkan gantinya kan?
untuk wanita "Karena obat kecewa adalah kecowo".. :D
ReplyDeleteNice post
Hai ijin blogwalking ya ;-)
ReplyDeleteAda info lomba blog nih. Klik link di blog ini ya. Makasih:)
Obat patah hati adalah merelakan ^^
ReplyDeleteObat patah hati adalah balas dendam.. balas dengan hidup bahagia =))
ReplyDelete