Saturday, 1 February 2014

Perkenalkan Aku Senja



Aku baru saja bangun dari tidurku dan ingin segera memulai menebarkan pesonaku. Orang-orang melankolis selalu suka akan aku. Bahkan mereka tergila-gila. Tiba-tiba sesuatu yang dingin menyentuhku dan lama-lama mengirisku. Aku melihat sosok lelaki dengan pisau ditangannya. Pasti benda yang ditangannya itulah yang mengeluarkan hawa dingin. Tapi aku pasrah saja setelah melihat wajahnya yang rupawan. Akulah senja, yang dengan pasrah di potongnya.

“Alina, aku mendapatkan senja yang sempurna untukmu.”

Aku mendengar suaranya yang berat dan bisa menghipnotis siapa saja. Tiba-tiba aku tidak bisa melihat apa-apa lagi, bahkan wajah dan tubuhku yang cantik jelita. Aku dimasukkan kedalam kurungan persegi panjang.

“Alina, tunggulah aku di rumahmu. Kuamplopkan senja ini untukmu. Seperti maumu.”

Aku mendengar suaranya lagi, lamat-lamat. Alina, perempuan itu pasti perempuan manja yang pernah ada, seenaknya saja meminta sesuatu. Aku tiba-tiba merasa kesal padanya.

“Itu dia, dia yang memotong senja yang dari tadi kita tunggu-tunggu kedatangannya. Ayo kejar.”

Itu pasti bukan suara lelaki tampan yang tadi memotongku. Suaranya cempreng. Kurasakan tempat kurunganku bergetar hebat. Lelaki tampan itu pasti sedang berlari. Dan, oh bau apa ini?

“Sial, salah satu warga penunggu senja melihatku tadi dan aku harus berada di gorong-gorong yang bau. Alina, maafkan aku. Kau pasti marah karena senja yang kukirimkan terlambat.”

Lagi-lagi Alina. Perempuan yang akan memilikiku? Oh tidak. Sejak mendengar namanya pertama kali dari bibir lelaki tampan ini, aku sudah tahu aku tidak menyukainya. Apa tadi aku salah dengar? Aku berada di gorong-gorong? Aku senja yang cantik yang semestinya berada di tempat tinggi dan dinikmati orang-orang, bukannya Alina!


Bersambung...

2 comments:

  1. "Orang-orang melankolis selalu suka akan aku. Bahkan mereka tergila-gila" orang-orang melankolis suka sama senja :D

    ReplyDelete
  2. Rata-rata sih begitu :D

    ReplyDelete