Saturday, 1 February 2014

Kepada yang Kasih Sayangnya Tak Putus



Orang lagi sibuk-sibuknya membahas tentang LDRan dengan teman lawan jenisnya, tidakkah mereka merasakan kegalauan yang amat sangat dibanding itu ketika LDRannya itu dengan orang tua?

Mother, how are you today? There is a note from your daughter.

Ahh, saya tiba-tiba rindu masakan ibu. Sambal goreng tempe dengan sayur daun ubi. Kalau saja ibu tahu, perutku tiba-tiba berdengkur nyaring ketika menulis ini. Ibu, disini hujan turun dengan derasnya, Ibu selalu melarang saya main hujan. Dulu, waktu masih sekolah dan musim hujan tiba, itulah kesempatanku bisa bermandi hujan, saat pulang sekolah. Alasannya lupa membawa payung. Perjalanan dari sekolah ke rumah saya nikmati dengan mandi hujan, tapi begitu dekat rumah, aku mulai berpura-pura berlari, ceritanya takut kebasahan. Saat itulah Ibu tidak akan marah. Maafkan anakmu yang ingin merasakan mandi hujan itu rasanya bagaimana, hehe.

Ibu, disini hujan lebat sekali. Menurutku, tiada yang lebih menghangatkan selain suara Ibu ditengah suara hujan beradu dengan genteng dan dingin yang mecoba menyelinap ke dalam sarung. Bulan-bulan awal memang identik dengan dingin, mereka datang tanpa menghadiahkan selembar selimut pun.

Biasanya kalau Ibu menelpon akan kedengaran suara Atta, Ayah. Bisik-bisik dibelakang, begitupun sebaliknya.

Atta, tadi pagi anginnya kencang sekali. Ingin juga mendengar suaramu ditelepon. Biasanya pagi-pagi buta Atta pasti menelpon, hanya untuk mengingatkan anak gadisnya ini sudah bangun atau belum dan akan sewot begitu suaranya masih serak tanda baru saja bangun. Biasanya saya lama angkat teleponnya karena sibuk memperbaiki suara dulu, hehe. Menurut saya, suara Atta adalah penguat yang paling kokoh disaat angin ribut mencoba menggoyahkan.

Daddy, you’re my super hero.

Singkat saja suratnya yah Bu, Atta, takutnya setelah ini akan ada banjir lokal di kamarku. Terimakasih atas kasih sayang yang tiada berujung, dan maaf atas kasih sayang yang saya berikan baru berada diujung permulaan.

                                                                                                Salam rindu,


Dhani Ramadhani

4 comments:

  1. Baru tau ada yang menyebut Ayahnya dengan Atta... Salam buat Atta dan Ibu, ya.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe itu panggilan untuk orang bugis. Haha, terima kasih yah :)

      Delete
  2. "Terimakasih atas kasih sayang yang tiada berujung, dan maaf atas kasih sayang yang saya berikan baru berada diujung permulaan." uh kata-kata yg menyentuh -,-

    ReplyDelete