Kepada pencerita yang tidak
pernah kehabisan tanda tanya.
Saya pernah memasang status
seperti ini, “Sewaktu saya kecil, pesta sebesar apapun yang diadakan di rumah
tidak pernah membuat saya segalau sekarang ini,” dan langsung mendapat respon
yang sama dari beberapa orang. Mereka semua berhipotesis bahwa saya akan
menikah.
Menjadi besar membuatmu
disuguhkan beberapa pertanyaan yang sama sekali membuat wajah tampak kecut.
Mengapa saya menggunakan kata besar, karena jika fisikmu sudah tidak terlihat
seperti anak kecil, maka kau sudah dianggap dewasa dan berhak melakukan apa
yang mereka lakukan. Padahal,bertumbuh besar belum tentu bertambah dewasa. Tapi
kalian para pencerita –tetangga dan kawan-kawan orang tua- tidak mau tahu. Kalian
terus mencecarkan pertanyaan yang meski kalian tak tahu kapan terjawab,
ditanyakan terus menerus.
Karena pertanyaan-pertanyaan kalian yang selalu sama, selain perkara pesta yang digelar
di rumah, pulang kampung tidak seperti dulu lagi rasanya. Pulang sekarang ini
membuat kalian para tetangga menjadi pers seketika, banyak sekali pertanyaannya. Tapi
pertanyaan wajibnya adalah kapan menikah? Seolah keluar dari kampung halaman,
adalah kegiatan mencari jodoh.
Pulang yang dulunya adalah saat
yang dinanti-nantikan, perlahan memudar bagi anak perempuan seperti saya atau bahkan lelaki
yang terus bertambah umur tetapi masih melajang, takut ditanya-tanya dan
ditagih. Betapa pulang merupakan saat yang mengerikan bagi beberapa orang.
Ada pertanyaan teman saya juga yang
membuat saya tertawa geli. Teman saya itu bertanya, “Kamu mau menikah?” loh,
ini pertanyaan apa? “Siapa coba yang tidak ingin menikah, saya tentulah mau,
memangnya kamu tidak?” Seperti itulah jawaban saya.
Semuanya punya waktu, sesuatu
yang selalu ditunggu-tunggu itu akan terasa lama. Kalau kalian semua menunggu
kapan jodoh seseorang datang, maka semakin lamalah jodohnya datang. Kasihan,
kan? Kenapa tidak mencoba mendoakan saja?
Tetangga dan kawan-kawan orang tua, bahkan keluarga sendiri, izinkanlah saya pulang kampung dan menikmati pesta tanpa embel-embel pertanyaan seperti waktu saya masih kecil.
Tetangga dan kawan-kawan orang tua, bahkan keluarga sendiri, izinkanlah saya pulang kampung dan menikmati pesta tanpa embel-embel pertanyaan seperti waktu saya masih kecil.
Yang takut menunggu
jodoh karena nanti datangnya lama,
Dhani Ramadhani
No comments:
Post a Comment