Selamat pagi, kamu.
Kamu, sesuatu yang tidak pernah
dapat aku definisikan dengan baik, hehe. Aku menaruh surat ini di bagasi
motormu sengaja karena kamu pasti membukanya pagi ini untuk menaruh helm jika
sampai di kampus. Semoga kamu menjadi semangat menghadapi dosen-dosen yang
memberikan begitu banyak tugas sehingga waktu untukku menjadi begitu sedikit.
Aku tidaktahu hari ini ingin
menulis surat untuk siapa. Jadi kupikir, kenapa tidak buatmu saja dan mari kita
jatuh cinta kembali. Aku akan menuliskan beberapa hal yang ketika kuingat
membuatku jatuh cinta padamu lagi dan lagi.
Kamu ingat sebulan yang lalu
ketika hujan turun terus menerus, kamu akan membeli sebuah jas hujan karena
punyamu sudah rusak. Aku menawar jas hujan itu hingga yang termurah, tapi kamu
tetap membayarnya lebih. Melebihi dari harga kesepakatan aku dan penjual jas
hujan itu. Kamu lalu berkata kasihan penjualnya kedinginan kalau sampai masuk
angin, uang tadi mungkin bisa dibelikannya kopi untuk menghangatkan badannya. Wajahku
yang tadinya kecut tiba-tiba tersenyum manis dan aku jatuh cinta padamu lagi.
Kamu ingat sewaktu kamu
menungguku di halte? Aku melihatmu dari jauh sedang bercengkrama dengan asiknya
dengan bapak tua pemulung di daerah situ. Ketika aku mendekat, kalian
mengakhiri percakapan yang sepertinya sedang seru-serunya. Kamu lalu
mengeluarkan bungkusan rokok dan korek dan memberikannya kepada bapak tua
pemulung tadi. Padahal tadi aku sempat merajuk karena kamu membeli rokok lagi.
Belum sempat kamu menghisap satu batang, kamu memberikannya kepada bapak tua
pemulung, dan aku jatuh cinta padamu lagi.
Hem, hem, sudah saja ah. Semakin
banyak kutuliskan semakin jatuh cintalah aku nanti. Terlalu jatuh cinta juga
tidak baik. Selamat kuliah!
Dari yang selalu kamu
sebut anak kecil,
Dhani Ramadhani
No comments:
Post a Comment