Hai, selamat sore.
Kita sepakat bahwa hari ini bukan
Hari Rabu, melainkan hari rindu. Selamat merayakan rindu! Maaf untuk kesekian
kalinya untuk surat yang selalu lupa terbalas. Mungkin gara-gara kepikunan
inilah stok maafku nanti cepat habis. Untuk itu, sebagai penebusan, saya
memilih cara yang menurutku sedikit istimewa yaitu surat balasan untuk kalian
kali ini saya posting di blog dan saya ikut sertakan di 30 Hari Menulis Surat
Cinta. Semoga dengan ini kalian memaafkanku.
Oh iyah, saya hampir melupakannya
lagi. Terkadang memang kita asik sendiri menceritakan diri sendiri dan kemudian
melupakan orang-orang, hehe. Apa kabar kalian? Semoga kesehatan dan kebahagiaan
tetap menyelimuti. Saya pikir, tentu kedua itulah yang paling diharapkan.
Saya sendiri dalam keadaan kurang
sehat namun tetap merasa bahagia. Baru sehari saja di kantor baru yang letaknya
di pinggir laut itu saya sudah sakit, terlalu banyak terkena angin laut
sepertinya. Kalian tahu, anak gunung seperti saya perlu menyesuaikan dengan
kondisi ini. Tapi, senang sekali rasanya berkantor di sana, setiap hari bertemu
laut, orang-orang malah selalu rindu akan laut. Tapi, lagi-lagi tapi, saya
tidak boleh terlena, kalian juga pasti tahu pesona angin laut tidak sepenuhnya
mengasikkan, dia membuat kulit menjadi hitam! Hiks!
Mas eko, kakinya apa kabar? Sudah
bisakah ikut bermain lompat tali? Kakinya pasti tampak keren sekali sekarang,
ada tattoonya. Hehe.
Feti, masihkah menulis puisi? Hadiahkan
saya dong sebuah puisi.
Fitri, pastinya sekarang sudah
selalu tersenyum. Nah harus seperti itu adanya. Dalam kesulitan apapun,
setidaknya kita tidak lupa akan tersenyum.
Keistimewaan disurat kali ini
juga adalah, saya menulis nama kalian semua dengan benar bukan? Hahaha.
Sekian dulu surat dari saya. Saya
selalu menunggu surat-surat manis dari kalian. Selamat hari rindu!
Sahabat jarak jauh,
Dhani Ramadhani
No comments:
Post a Comment