Wednesday, 12 February 2014

Maaf Dari Pulau Seberang



Hai, selamat sore.

Kita sepakat bahwa hari ini bukan Hari Rabu, melainkan hari rindu. Selamat merayakan rindu! Maaf untuk kesekian kalinya untuk surat yang selalu lupa terbalas. Mungkin gara-gara kepikunan inilah stok maafku nanti cepat habis. Untuk itu, sebagai penebusan, saya memilih cara yang menurutku sedikit istimewa yaitu surat balasan untuk kalian kali ini saya posting di blog dan saya ikut sertakan di 30 Hari Menulis Surat Cinta. Semoga dengan ini kalian memaafkanku.

Oh iyah, saya hampir melupakannya lagi. Terkadang memang kita asik sendiri menceritakan diri sendiri dan kemudian melupakan orang-orang, hehe. Apa kabar kalian? Semoga kesehatan dan kebahagiaan tetap menyelimuti. Saya pikir, tentu kedua itulah yang paling diharapkan. 

Saya sendiri dalam keadaan kurang sehat namun tetap merasa bahagia. Baru sehari saja di kantor baru yang letaknya di pinggir laut itu saya sudah sakit, terlalu banyak terkena angin laut sepertinya. Kalian tahu, anak gunung seperti saya perlu menyesuaikan dengan kondisi ini. Tapi, senang sekali rasanya berkantor di sana, setiap hari bertemu laut, orang-orang malah selalu rindu akan laut. Tapi, lagi-lagi tapi, saya tidak boleh terlena, kalian juga pasti tahu pesona angin laut tidak sepenuhnya mengasikkan, dia membuat kulit menjadi hitam! Hiks!

Mas eko, kakinya apa kabar? Sudah bisakah ikut bermain lompat tali? Kakinya pasti tampak keren sekali sekarang, ada tattoonya. Hehe.

Feti, masihkah menulis puisi? Hadiahkan saya dong sebuah puisi. 

Fitri, pastinya sekarang sudah selalu tersenyum. Nah harus seperti itu adanya. Dalam kesulitan apapun, setidaknya kita tidak lupa akan tersenyum.

Keistimewaan disurat kali ini juga adalah, saya menulis nama kalian semua dengan benar bukan? Hahaha.

Sekian dulu surat dari saya. Saya selalu menunggu surat-surat manis dari kalian. Selamat hari rindu!


Sahabat jarak jauh,


 Dhani Ramadhani

No comments:

Post a Comment