Thursday, 13 February 2014

Hai Kamu yang Sudah Semakin Tua



Hai kamu yang sudah semakin tua!

Sssttt, saya tidak tengah mengolok-olokmu, janganlah marajuk. Pada akhirnya semua orang akan tua, dan kau tidak akan sendiri, saya juga akan segera menyusulmu tetapi kita tidak pernah akan beriringan. Seharusnya, surat ini kuketik kemarin, kemarin adalah puncak pergantian umurmu. Jangan heran, meskipun saya pelupa, saya jarang melupakan hari penting seseorang. Bukankah itu salah satu bentuk perhatian?

Saya bisa saja berpura-pura tidak mengingat tanggal pergantianmu menjadi semakin tua tapi, ada satu teman yang sepertinya sudah menjadi alarm untuk mengingatkan saya akan hari pentingmu ini. Bahkan sebenarnya, tanpa perlu dia ingatkan, saya sudah tidak bisa melupakannya.

Maaf, tapi ketika mengetik surat ini otomatis saya mengingat kamu dan itu membuat saya terus tertawa dari awal sampai paragraph ini. Oh, saya bernostalgia sesaat dengan pikiran saya. Tidak, tentu tidak usah kau memikirkanku balik, itu sama sekali tidak penting. Eh, tertawalah, dari dulu kamu orangnya serius, masa sudah semakin tua masih kurang rasa humor? 

Ah, sudahlah. Mau pendek atau panjang surat ini, tentu tidak aka nada perubahan yang dibuatnya. Semoga panjang umur dan biasakanlah tertawa.


Dari perempuan yang dulu setiap kamu berikan coklat, selalu dua bungkus,


Dhani Ramadhani

No comments:

Post a Comment