Pada Suatu Hari Nanti
Malam Wabah
Sapardi Djoko Damono
Cetakan Pertama, Juni 2013
Penyunting: Ika Yuliana Kurniasih
Perancang sampul: Upiet
Ilustrasi isi: Upiet
Diterbitkan oleh Penerbit Bentang Pustaka
94+88 hlm 20,5 cm
Pada Suatu Hari Nanti dan Malam
Wabah adalah judul yang berbeda disetiap cerita-cerita pendek didalamnya.
Pada Suatu Hari Nanti berisi
Sembilan cerita pendek yang diambil dari berbagai sumber lisan maupun tulisan.
Kumpulan cerita ini merupakan karangan berupa tanggapan atas pakem yang sudah
ada dengan memelintir dongeng-dongeng itu, terutama yang menyangkut penokohan
dan alur.
Penjelasan diatas mengena sekali
pada cerita pendek yang berjudul Dongeng kancil. Ah, ketika membaca cerita ini
pikiran saya melayang ketika saya membaca dongeng kancil sungguhan di masa
kanak-kanak. Tapi, di dalam cerita ini semuanya terbalik. Kancil yang di
dongeng sebenarnya adalah hewan cerdik, kini kecerdikan akan tipuan-tipuannya
tidak mempan kepada buaya, pak tani yang selalu dicuri mentimunnya, bahkan
kepada si singa si raja hutan. Kancil terus mengoceh, mengapa si Penjuru Cerita
memutar balikkan keadaan, dia terus mencari jawaban sambil terus menunggu
kejadian apa lagi yang akan menimpanya.
Cerita lainnya mengenai Malin
Kundang. Disini, judulnya panjang. Sebenar-benarnya Dongeng tentang Malin
Kundang yang Berjuang Melawan Takdir Agar luput dari Kutukan Sang Ibu. Ah, si
Malin. Disini diceritakan Malin berhasil lolos dari kutukan sang Ibu dan terus
menelusuri laut dan berhasil sampai di kampungnya kembali, menemui sang ibu.
Tapi apa, sang ibu bersikeras mengatakan bahwa dia bukanlah ibu si Malin. Dia
tidak mempuyai anak yang durhaka.
“Aku tidak mengenalmu, Nak.Kamu ini siapa?”“Saya Malin,Si Anak Durhaka.”“Lho, Nak, mana ada anak yang durhaka kepada ibunya?” (hlm 79)
Maksud dari pemilihan judul Pada
Suatu Hari Nanti ini bertujuan untuk mengingatkan kita, bahwa di hari mendatang
semua cerita bisa saja terbolak-balik. Bukankah hidup itu seperti roda yang
terus berputar dan menjadikan kita kadang diatas kadang dibawah? Yah, pada
Suatu Hari Nanti semua bisa saja berubah.
Malam wabah sendiri berisi tiga
belas cerita pendek. Malam wabah berisi dongeng-dongeng yang merupakan tulisan
asli. Dalam kumpulan cerit ini orang dan benda berkeliaran disekitar kita
dibiarkan berbicara mengungkapkan diri mereka sendiri.
Rumah-rumah
Orang boleh memilih rumah, tetapi rumah tak berhak memilih penghuninya. (hlm 1)
Cerita ini berisi omongan-omongan
dari rumah itu sendiri. Rumah yang merasa terabaikan ketika penghuninya lebih
menyukai kehidupan di luar daripada di dalam rumahnya sendiri. Perasaan
rumah-rumah yang terbengkalai, yang hanya dibangun sebagian lalu ditinggalkan,
pembangunannya tidak dilanjutkan. Mereka merasa risih karena selalu diolok-olok
karena dikira rumah hantu. Selain itu ada juga cerita mengenai sepatu tua.
Saya suka semua cerita-cerita di
dalam buku ini, eyang Sapardi sungguh pandai bercerita. Saya suka sampul dan
ilustrasi di dalamnya. Dan terima kasih untuk tanda tangan di awal bukunya.
Sungguh kesempatan yang sangat berharga sekali pernah bertemu dan mencium
tangan eyang Sapardi.
sering liat nih buku. sayang waktu itu belum niat beli. Padahal penulisnya Sapardi Djoko Damono.
ReplyDelete