Wednesday, 26 February 2014

ABARAT




Abarat
By Clive Barker
Copyright © 2002
All rights reserved
Abarat
Alih Bahasa: Tanti Lesmana
Ilustrasi & desain sampul: © 2002 Clive Barker
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan kedua: November 2007
440 hlm; 23 cm



Lebih baik mencari tahu kalau waktunya memang sudah tiba. Segala sesuatu ada Jam-nya. (hlm 408)


Buku fantasy ini bercerita mengenai Candy Quackenbush anak sekolah yang tinggal disebuah kota bernama Chickentown, kota yang dihuni oleh lebih banyak ayam dibanding manusia. Candy merasa bosan berada di tempat tinggalnya itu, terlebih ketika gurunya yang tidak menghargai hasil pekerjaan rumahnya. Dia terus berjalan hingga menemukan Abarat dan tidak pernah percaya apakah dia dalam dunia nyata ataukah mimpi. Dia menemukan tempat dimana setiap pulaunya memiliki jam berbeda, bahkan ada jam keduapuluh limanya! Candy terus berpetualang di tempat itu tanpa tahu dia akan bisa pulang atau tidak.



Nah, itulah gunanya mengadakan perjalanan jauh. Dan percayalah Candy, ke mana pun kau merasa akan pergi, tujuan yang sesungguhnya adalah …. di sini,” Ia mengetuk dadanya, tepat di atas jantungnya. – Diamanda (hlm 362)


Saya suka sekali dengan bukunya dan sudah lama mencarinya. Isinya penuh dengan ilustrasi-ilustrasi yang sangat indah, dengan adanya ilustrasi ini, bisa dengan langsung melihat hewan-hewan dan tempat-tempat seperti apa yang terdapat di Abarat. Di bab terakhir terdapat apendiks, petunjuk untuk para pelancong yang akan berlibur ke sana. Berlibur? Hanya orang-orang yang tertentu akan memilih untuk berlibur ke sana, haha. 

Dan semestinya sebagai pembaca fantasy, siapapun tak perlu mempertanyakan hal yang sama dengan saya, yaitu bertanya dan mencari tahu apakah tempat-tempat yang disuguhkan itu benar adanya?

Kalau saja ada yang mau ke sana bersama saya, saya ingin berlama-lama di pulau Hobarookus, Pulau Jam Satu Siang, katanya di sana makanannya tidak tertandingi keenakannya karena memang waktunya selalu makan siang, haha. Kita juga harus ke Babilonium, Pulau Jam Enam Sore, kau pasti sudah menebak keindahannya. Katanya, siapapun yang merasa bosan berada di pulau ini, berarti dia juga sudah merasa bosan hidup.

No comments:

Post a Comment