Wednesday, 26 February 2014

Sepedah Merah 2




Red Bicycle Vol. 2
Red Bicycle Vol. 2 © 2003 by Kim Dong Hwa
All Rights Reserved
Sepeda Merah 2
Alih bahasa: Meilia Kusumadewi
Editor: Tanti Lesmana
Teks dan tata letak: Anna Evita Rosaria
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, Oktober 2012
176 hlm; 21 cm

Buku Sepeda Merah 2 ini tidak jauh berbeda dengan yang ke 1. Kali ini berisi tentang kisah-kisah disetiap musim. Musim apapun, si Tukang Pos setia mengantar surat-surat dan itu membuatnya mengalami banyak sekali peristiwa. Tetap dengan gaya khas penulis, kata-kata yang indah dan terdapat pesan-pesan kehidupan.

Ada kisah seorang ayah yang menanam bunga yang disukai istrinya yang telah meninggal di sepanjang jalan ke rumahnya untuk anaknya yang akan segera pulang.


Saat melewati jalan berbunga ini, dia akan mendapat kesan sedang berjalan sambil menggenggam tangan ibunya (hlm 14)


Ada juga kisah sepasang suami istri yang telah menua. Sang suami menanamkan bunga pacar air agar nanti diapaki istrinya untuk mewarnai kuku-kukunya juga menanam bunga pukul empat yang bisa dibuat menjadi bedak. Betapa romantisnya kehidupan mereka.


Kau telah menjadi ibu yang baik dan saat ini anak-anak kita sudah tumbuh besar. Sekrang giliranmu untuk tampil cantik (hlm 43)


Kisah tentang anak dan ayah yang saling menguatkan satu sama lain. Ah saya paling suka kisah yang ini. Ayahnya menyebut dirinya pohon dengan akar-akar yang kuat dan anaknyalah sebagai ranting yang selalu saja kecil.


Ayah: Apa aku kelihatan seperti pohon yang gemetar kedinginan sendirian di tengah padang rumput?
Anak: Kau hanya perlu melihat syal ini sebagai ganti lenganku yang datang untuk menghangatkanmu.
Ayah: Bagaimanapun,bukan itu permasalahannya. Akar-akar pohonku terbenam dalam sekali di tanah dan cabangkulah yang menjalar. Jangan lupa bahwa cabang-cabanglah yang mengalami kedinginan, bukan akar-akarnya. (Hlm 127)


Ada banyak lagi kisah-kisah mengahrukan dan gambar-gambar indah. Sangat tidak menyesal menghadirkannya di rak buku.

No comments:

Post a Comment