Saya ingin membagikan perjalanan
(hidup) saya selama setahun belakangan ini, setahun yang benar-benar banyak
mengubah hidup saya dan ini adalah bagian yang benar-benar baru bagi saya. Semoga
tulisan ini menjadi pengingat, penyembuh keresahan buat saya, dan bisa
bermanfaat buat orang lain. Aamiin.
Suatu hari saya merenung, saya
merasa hidup saya berputar disitu-situ saja, tidak menjadi baik dengan
mengulangi kesalahan-kesalahan yang hati menjadi resah tetapi tetap dilakukan,
lalu berpikir perbuatan saya inilah yang membuat Allah menjauhkan segala
rahmatNya. Saya mencoba mengikhlaskan diri untuk memulai yang namanya hijrah,
mendekatkan diri lagi kepada Allah, bukan sekadar beribadah. Saya memulainya
dengan berjilbab syar’i.
Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan
istri-istri kaum mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS Al-Ahzab; 33:59)
Setelah memutuskan untuk berjilbab
syar’i saya pikir, saya tidak lagi menjadi pusat perhatian. Tapi yang ada malah
sebaliknya, setiap jalan pasti diliatin, dari atas sampai bawah. Bikin keki.
Semoga dibenak mereka mengatakan
ini modis dan eksotis bukannya teroris atau fundamentalis. Hihi.
Saya lupa tepatnya kapan, tapi
tiba-tiba di suatu hari keinginan saya untuk mulai memakai rok bulat sekali. Padahal
yah, cuma punya satu rok. Jadilah rok itu beberapa kali dipakai, atasannya saja
yang diganti-ganti. Sambil nyicil buat beli baru. Hihi.
Sama halnya waktu belajar pakai qamish (gamis) nyicil, pakainya itu-itu
aja sampai orang-orang pada hapal motifnya, letak bunganya di sebelah mana.
Hehehe. Setidaknya itu menjadi usaha saya untuk berubah meski dalam keadaan
yang (masih) terbatas. Meski di kepala saya masih dipenuhi dengan pikiran akan
anggapan-anggapan orang lain tentang gak malu apa, pakaiannya itu melulu?
Padahal dulu, kalau mau beli rok
yang ada dipikiran cuma cantik apa nggak sih saya pakai rok? Astagfirullah,
padahal pakaian seperti itulah yang seharusnya. Kita tidak boleh berpakaian
menyerupai laki-laki seperti memakai celana.
Waktu itu yah, semua teman-teman
pada sibuk ngomentarin, bahkan ada yang tidak percaya.
“Dhan, gak cocok ah pakai rok
begitu.”
“Tambah kelihatan gede deh, Dhan.”
“Beneran sudah gak pakai celana?”
“Seriusan celananya sudah
dihibahkan?”
“Cie jilbabnya panjang.”
”Kamu kok kayak ibu-ibu, haha.”
Dan masih banyak….
Tapi pemula seperti saya yang
diperlukan hanya membuka hati, menutup telinga dan mata. Hehe. Kan, yang dicari
ridha Allah, bukan ridha manusia. Meski (lagi-lagi) masih suka terpengaruh
kalau mau ngumpul sama teman-teman yang pakaiannya
update. Huhuhu. Memang yah, hijrah itu gampang, yang susah
istqomahnya.
Yaa Muqollibal quluub, tsabbit qolbii 'alaa diinik
Wahai Dzat yang Maha membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami di atas agamaMu.
Saya yang hanya baru-baru ini
dibukakan pintu hatinya oleh Allah untuk menerima hidayah, masih jauh sekali
kapasitasnya untuk berbicara panjang lebar mengenai berjilbab syar’i, saya
hanya ingin membagikan pengalaman. Allah itu Maha Baik, baru niat saja Allah
sudah membantu. Waktu itu tiba-tiba ingin masuk komunitas untuk mengisi waktu
luang, tahunya saya dipertemukan dengan teman-teman sholeh-sholehah di sana,
dan membuat saya banyak belajar dan jadi tambah semangat. Percaya selalu, Allah
tidak akan pernah membuat kita sendiri.
Saya berharap setelah menulis ini
teman-teman saya akhirnya mengerti atas keputusan saya, dan ikut men-support saya untuk ke depannya, membantu
saya untuk menjadi istiqomah. Untuk
teman-teman yang lebih dulu menetapkan pilihan, jangan sungkan untuk mengajak
saya belajar lebih banyak lagi.
Dan, buat teman-teman yang baru
ingin memulai, semangat yah! Keep
hamasah! Awalnya memang susah, ragu itu ada, cemoohan pasti, tapi tetap ke
niat awal yah bahwa semuanya dilakukan dengan mengharapkan ridha Allah SWT. Terus
berikhtiar dan berdoa kepada Allah sang pemilik hati, dibantu luruskan niat dan
menjaga hatinya karena Dialah yang Maha membolak-balikkan hati. Ingat, niat
baik itu, disegerakan!
Dan tidak ada (sesuatu pun) yang menghalangi manusia untuk beriman
ketika petunjuk telah datang kepada mereka dan memohon ampunan kepada
Tuhan-nya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allah yang telah
berlaku pada) umat yang terdahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata –
QS. Al-Kahf; 55