Wednesday, 21 May 2014

The Invention If Hugo Cabret




The Invention Of Hugo Cabret
Copyright © 2007 by Brian Selznick
All right reserved
Cetakan I, Januari 2012
Penerjemah: Marcalais Fransisca
Penyunting: Dhewiberta
Perancang sampul: Brian Selznick
Ilustrasi isi: Brian Selznick
Penerbit Mizan Fantasi
543 hlm

Kehadirannya bagai hantu. Hugo menyelinap dari satu bilik ke bilik yang lain, menyusuri lorong tak terlihat, dan mengendap-endap di bawah temaram lampu stasiun kota. Tak seorang pun tahu, Hugo menyembunyikan sebuah rahasia besar warisan mendiang ayahnya, satu-satunya pengikat dirinya dengan masa lalu sekaligus masa depan. Namun, semua berubah ketika dia berjumpa seorang pria tua berwajah muram yang selalu berusaha menguak rahasia besar Hugo. Apa hubungan antara pria tua itu dengan rahasia Hugo?


“Apakah kau memperhatikan bahwa setiap mesin dibuat untuk alasan tertentu?” Tanya Hugo kepada Isabelle. “Ada yang dibuat untuk membuatmu tertawa, seperti tikus ini, atau untuk menunjukkan waktu, seperti jam, atau membuatmu keheranan seperti automaton itu. Mungkin itu sebabnya mesin yang rusak selalu membuatku sedih karena ia tidak dapat melakukan yang seharusnya.” (hlm 384)


Hugo, anak laki-laki yang dikenal sebagai pencuri yang kerjanya adalah merawat jam agar tidak rusak memiliki benda yang bernama automaton yang diselamatkan oleh ayahnya dari suatu kebakaran. Setelah ayahnya meninggal, Hugo hanya ditemani oleh benda mati yang sudah rusak itu. Tapi karena mengetahui kalau automaton itu bisa menuliskan pesan, dia akhirnya berniat dan berusaha untuk memperbaikinya. Siapa tahu benda itu mampu menuliskan pesan terakhir ayahnya untuknya.

Namun karena keteledorannya, dia kedapatan mencuri di salah satu toko mainan dan dipekerjakan di sana untuk menebus kesalahannya. Buku catatan berisi cara memperbaiki automaton tiba-tiba diambil oleh pemilik toko dan tidak mau memberikannya kembali kepada Hugo. Di toko tersebut dia berkenalan dengan Isabelle dan memulai petualangannya selanjutnya. Isabelle membantunya mendapatkan buku catatannya kembali. Namun masalah malah semakin rumit.   

Dapatkah Hugo mendapatkan buku catatannya kembali dan mulai memperbaiki automaton dan mendapatkan pesan dari ayahnya sama seperti yang dia harapkan?

Pertama-tama saya ucapkan banyak terima kasih kepada mbak Luckty yang telah memenangkan saya di GA Hop nya dan mengabulkan Whisful Wednesday saya. Terima kasih banyak, terima kasih banyak. Hohoho.

Begitu saya melihat review-review teman mengenai buku ini dan menampilkan ilustrasinya, saya langsung jatuh cinta dengan buku ini. Karena bagi saya yang (kadang) menilai buku dari sampulnya, saya tidak tertarik dengan sampul dari buku ini. Hehe. Tapi pada akhirnya, saya akan membaca karya Brian Selznick yang lainnya lagi. Tapi sayang, ilustrasi-ilustrasi yang dijadikan dua halaman itu jadi tidak menarik karena terpotong. Jadi, tidak terlalu terlihat jelas gambarnya. Ada beberapa typo, tapi itu sama sekali tidak menganggu sama sekali. 

Isabelle

Hugo dan Isabelle

Dan sebagai pembaca fantasy, selalu saja tetap dipertanyakan apakah ada sedikit kebenaran dalam buku tersebut. Di novel ini, pertanyaan-pertanyaan seperti itu terjawab di halaman-halaman terakhir. Kau bisa tertidur dengan pulas mendapati beberapa fakta. Hahaha.

No comments:

Post a Comment