Wednesday, 30 April 2014

The Bear Came Over The Mountain




The Bear Came Over The Mountain
Penulis: Alice Munro
Penerjemah: Anton WP
Cover dan Layout: Yudhi Herwibowo
Ilustrasi cover merupakan ilustrasi dari filam Away From Her
Penerbit: Buku Katta
Cetakan pertama, 2014
64 hlm, 13.5 x 20.5 cm

“Kukira itu tak perlu dikhawatirkan,” kata Fiona. “Mungkin aku hanya kehilangan ingatanku.”
Grant bertanya apakah dia telah meminum pil tidur.
“Aku tak ingat,” katanya. Lalu dia minta maaf karena terdengar begitu ceroboh. “Aku yakin tak meminum pil apapun. Mungkin aku seharusnya meminum sesuatu. Mungkin vitamin.”
Vitamin tak membantu. Dia sering berdiri di ambang pintu, bingung ke mana dia akan pergi. Dia lupa menyalakan api ketika memasak sayur atau lupa menaruh air di mesin pembuat kopi. Dia menanyakan kapan mereka pindah ke rumah ini.”
“Apakah tahun lalu atau tahun sebelumnya?”
“Dua belas tahun yang lalu.”

Fiona, yang memiliki penyakit yang membuatnya melupakan apa yang telah terjadi di kehidupannya yang lalu harus membuat suaminya bersabar, termasuk ketika dia mulai melupakannya. Grant, suami Fiona harus berbesar hati menerima kenyataan atas penyakit istrinya tersebut. Grant harus rela melihat Fiona mendapati teman baru di tempat dia dirawat. Mereka bermain kartu bersama, Fiona dijaga oleh lelaki tersebut dan sebaliknya lalu mengacuhkan Grant. Fiona malah menganggap Grant hanya orang asing yang kini menjadi fansnya karena terus-terusan datang menjenguknya bahkan membawakannya bunga.

Grant harus rela membujuk istri Aubrey, laki-laki yang selalu menemani Fiona ketika Fiona jatuh sakit karena tidak ingin makan, disebabkan oleh keluarga Aubrey membawanya pulang untuk di rawat di rumah.

Apakah Grant tetap sabar menghadapi Fiona?

Begitulah seharusnya jika kau menjadi pasangan dari seseorang yang terkena penyakit amnesia, alzeimer atau sejenisnya. Sabar. Iyah sabar seperti Grant, yang rela sakit hati melihat kelakuan Fiona. Mengerti, mengerti karena kau tahu bahwa itu adalah sebuah penyakit dan tidak seharusnya kau marah. Ah, betapa berat menjadi Grant.

Buku ini bisa dibilang sebuah novelet. Terlalu panjang untuk sebuah cerita pendek, dan Alice Munro adalah jagonya. 

Saya tahu isi cerita ini pasti sangat bagus, kalau bukan karena terjemahannya yang kurang bagus, saya pasti berurai air mata. Saya harus mengulang membaca beberapa kalimat di dalamnya untuk dapat memahami apa maksudnya. Itu yang membuat saya lama membaca buku setipis ini.

Mungkin ini adalah pembelajaran karena BukuKatta ini juga termasuk penerbit baru. Tidak banyak yang saya komentari, terjemahan yang kurang bagus mencakup semuanya.

No comments:

Post a Comment