The Bear Came Over
The Mountain
Penulis: Alice Munro
Penerjemah: Anton WP
Cover dan Layout:
Yudhi Herwibowo
Ilustrasi cover
merupakan ilustrasi dari filam Away From Her
Penerbit: Buku Katta
Cetakan pertama, 2014
64 hlm, 13.5 x 20.5
cm
“Kukira itu tak perlu
dikhawatirkan,” kata Fiona. “Mungkin aku hanya kehilangan ingatanku.”
Grant bertanya apakah
dia telah meminum pil tidur.
“Aku tak ingat,”
katanya. Lalu dia minta maaf karena terdengar begitu ceroboh. “Aku yakin tak
meminum pil apapun. Mungkin aku seharusnya meminum sesuatu. Mungkin vitamin.”
Vitamin tak membantu.
Dia sering berdiri di ambang pintu, bingung ke mana dia akan pergi. Dia lupa
menyalakan api ketika memasak sayur atau lupa menaruh air di mesin pembuat
kopi. Dia menanyakan kapan mereka pindah ke rumah ini.”
“Apakah tahun lalu
atau tahun sebelumnya?”
“Dua belas tahun yang
lalu.”
Fiona, yang memiliki penyakit
yang membuatnya melupakan apa yang telah terjadi di kehidupannya yang lalu
harus membuat suaminya bersabar, termasuk ketika dia mulai melupakannya. Grant,
suami Fiona harus berbesar hati menerima kenyataan atas penyakit istrinya
tersebut. Grant harus rela melihat Fiona mendapati teman baru di tempat dia
dirawat. Mereka bermain kartu bersama, Fiona dijaga oleh lelaki tersebut dan
sebaliknya lalu mengacuhkan Grant. Fiona malah menganggap Grant hanya orang
asing yang kini menjadi fansnya karena terus-terusan datang menjenguknya bahkan
membawakannya bunga.
Grant harus rela membujuk istri
Aubrey, laki-laki yang selalu menemani Fiona ketika Fiona jatuh sakit karena
tidak ingin makan, disebabkan oleh keluarga Aubrey membawanya pulang untuk di
rawat di rumah.
Apakah Grant tetap sabar
menghadapi Fiona?
Begitulah seharusnya jika kau
menjadi pasangan dari seseorang yang terkena penyakit amnesia, alzeimer atau
sejenisnya. Sabar. Iyah sabar seperti Grant, yang rela sakit hati melihat
kelakuan Fiona. Mengerti, mengerti karena kau tahu bahwa itu adalah sebuah
penyakit dan tidak seharusnya kau marah. Ah, betapa berat menjadi Grant.
Buku ini bisa dibilang sebuah
novelet. Terlalu panjang untuk sebuah cerita pendek, dan Alice Munro adalah
jagonya.
Saya tahu isi cerita ini pasti sangat bagus, kalau bukan
karena terjemahannya yang kurang bagus, saya pasti berurai air mata. Saya harus
mengulang membaca beberapa kalimat di dalamnya untuk dapat memahami apa
maksudnya. Itu yang membuat saya lama membaca buku setipis ini.
Mungkin ini adalah pembelajaran karena BukuKatta ini juga
termasuk penerbit baru. Tidak banyak yang saya komentari, terjemahan yang
kurang bagus mencakup semuanya.
No comments:
Post a Comment