Perempuan: Kumpulan
Cerita Pendek
Mochtar Lubis
Tata letak: Tino
Djumini
Edisi Pertama
Yayasan Pustaka Obor
Indonesia
xxiv + 198 hlm; 11x17
cm
Buku ini berisi Sembilan belas
cerita pendek. Saya hanya akan membeberkan beberapa cerita saja. Gaya penulisan
Mochtar Lubis adalah yang menggantung diakhir, bagaimana dia membiarkan pembaca
menerka-nerka sendiri apa yang akan terjadi selanjutnya dan juga menulis ending
yang tidak tertebak sama sekali, dan saya suka!
Ada orang gila! Perempuan yang
pakaiannya compang camping, tubuhnya kumal. Anak-anak selalu mengganggunya. Hari-hari
berikutnya anak-anak sudah merobek-robek pakaiannya. Orang gila itu tetap
berkeliaran. Sampai suatu hari orang itu akhirnya telanjang bulat, tidak ada
lagi sehelai benagpun yang menutupi tubuhnya. Semakin hari tingkahnya semakin
beringas saja. Seorang laki-laki yang terenyuh akhirnya membelikannya pakaian.
Sampai suatu hari perempuan yang gila itu menemuinya. Bersih dan pakaiannya
rapi.
“Karena melarat, saya pura-pura gila untuk menutup kenistaan malu yang menimpa diriku,” katanya.“Saya tegur Tuan, karena ingin mengucapkan terima kasih saya pada Tuan yang selamanya begitu baik. Dengan pakaian yang Tuan berikan menyebabkan saya dapat mencari kerja jadi babu.” (hlm 114)
2. Cerita
Sebenarnya Mengapa Haji Jala Menggantung Diri
Siapa sangka seorang haji memilih
mengakhiri hidupnya dengan gantung diri? Tetangga-tetangga yang menguburkannya
mulai bercerita, penasaran akan kematian Haji Jala. Sampai-sampai ada yang
mengira kalau beliau sudah gila. Belakangan diketahui bahwa Haji Jala merasa
malu. Tidak tahu harus berbuat apa. Pemerintah yang dibawah kekuasaan Jepang
saat itu menyuruhnya untuk membujuk rakyat untuk mengikuti pemerintah. Haji
Jala disuruh untuk mengeluarkan ayat-ayat yang baik untuk mendukung semua itu
agar rakyat percaya. Kalau tidak, dia akan dipenjara. Tapi, Haji Jala memilih
untuk gantung diri daripada melakukannya.
John, mengaku kepada polisi bahwa
dia telah membunuh istrinya yang cantik. Malam itu, John pulang dalam keadaan
mabuk dan kalah judi. Dia mendapati istrinya sedang menulis sebuah surat. Dia
kemudian membaca surat yang belum jadi tersebut dan John naik pitam. Di akhir
surat yang sempat dituliskan istrinya terdapat kata-kata selamat tinggal. Dia
kemudian mengetahui kalau istrinya berselingkuh dan hendak meningglakannya.
Belakangan diketahui dari teman si istri, surat yang ditulisnya itu sebenarnya
untuk si selingkuhan. Dia ingin mengakhiri perselingkuhannya karena mencitai
sang suami.
Cerita ini hanya mengisahkan
tentang perdebatan apakah memang iyah semuanya bisa dibeli? Seorang janda
konglomerat akhirnya embuktikannya. Katanya, cinta dan kebahagiaan itu bisa
dibelinya dengan uangnya. Alhasil, dia berhasil menggaet pemuda tampan dan
akhirnya menikah. Dan si tokoh dalam cerita ini pun menjadi ragu, apakah memang
semuanya bisa dibeli?
5. Pak
Siman dan Bini-bininya
Pak Siman, orang yang biasa-biasa
saja. Doyan mengutang lagi. Punya istri banyak. Dia terus-terusan mencurahkan
isi hatinya kepada teman satu kantornya yang sama sekali belum pernah menikah
mengenai hal-hal jika dia ingin menambah istri baru lagi. Katanya, pemikiran
orang-orang yang belum menikah lebih jernih menaggapi hal yang demikian.
Bahkan, disetiap pernikahannya, dia menyuruh si teman untuk mengumpulkan uang
dari teman-teman sekantor untuk biaya nikahnya. Kalau saja menikah segampang
cara Pak Siman, hahaaa.
No comments:
Post a Comment