Wednesday, 30 April 2014

Perempuan




Perempuan: Kumpulan Cerita Pendek
Mochtar Lubis
Tata letak: Tino Djumini
Edisi Pertama
Yayasan Pustaka Obor Indonesia
xxiv + 198 hlm; 11x17 cm

Buku ini berisi Sembilan belas cerita pendek. Saya hanya akan membeberkan beberapa cerita saja. Gaya penulisan Mochtar Lubis adalah yang menggantung diakhir, bagaimana dia membiarkan pembaca menerka-nerka sendiri apa yang akan terjadi selanjutnya dan juga menulis ending yang tidak tertebak sama sekali, dan saya suka!

1. Orang Gila


Ada orang gila! Perempuan yang pakaiannya compang camping, tubuhnya kumal. Anak-anak selalu mengganggunya. Hari-hari berikutnya anak-anak sudah merobek-robek pakaiannya. Orang gila itu tetap berkeliaran. Sampai suatu hari orang itu akhirnya telanjang bulat, tidak ada lagi sehelai benagpun yang menutupi tubuhnya. Semakin hari tingkahnya semakin beringas saja. Seorang laki-laki yang terenyuh akhirnya membelikannya pakaian. Sampai suatu hari perempuan yang gila itu menemuinya. Bersih dan pakaiannya rapi.


“Karena melarat, saya pura-pura gila untuk menutup kenistaan malu yang menimpa diriku,” katanya.
“Saya tegur Tuan, karena ingin mengucapkan terima kasih saya pada Tuan yang selamanya begitu baik. Dengan pakaian yang Tuan berikan menyebabkan saya dapat mencari kerja jadi babu.” (hlm 114)


2. Cerita Sebenarnya Mengapa Haji Jala Menggantung Diri



Siapa sangka seorang haji memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri? Tetangga-tetangga yang menguburkannya mulai bercerita, penasaran akan kematian Haji Jala. Sampai-sampai ada yang mengira kalau beliau sudah gila. Belakangan diketahui bahwa Haji Jala merasa malu. Tidak tahu harus berbuat apa. Pemerintah yang dibawah kekuasaan Jepang saat itu menyuruhnya untuk membujuk rakyat untuk mengikuti pemerintah. Haji Jala disuruh untuk mengeluarkan ayat-ayat yang baik untuk mendukung semua itu agar rakyat percaya. Kalau tidak, dia akan dipenjara. Tapi, Haji Jala memilih untuk gantung diri daripada melakukannya.

3. Suami Bunuh Istri Yang Cantik


John, mengaku kepada polisi bahwa dia telah membunuh istrinya yang cantik. Malam itu, John pulang dalam keadaan mabuk dan kalah judi. Dia mendapati istrinya sedang menulis sebuah surat. Dia kemudian membaca surat yang belum jadi tersebut dan John naik pitam. Di akhir surat yang sempat dituliskan istrinya terdapat kata-kata selamat tinggal. Dia kemudian mengetahui kalau istrinya berselingkuh dan hendak meningglakannya. Belakangan diketahui dari teman si istri, surat yang ditulisnya itu sebenarnya untuk si selingkuhan. Dia ingin mengakhiri perselingkuhannya karena mencitai sang suami.

4. Semuanya Bisa dibeli!


Cerita ini hanya mengisahkan tentang perdebatan apakah memang iyah semuanya bisa dibeli? Seorang janda konglomerat akhirnya embuktikannya. Katanya, cinta dan kebahagiaan itu bisa dibelinya dengan uangnya. Alhasil, dia berhasil menggaet pemuda tampan dan akhirnya menikah. Dan si tokoh dalam cerita ini pun menjadi ragu, apakah memang semuanya bisa dibeli?

5. Pak Siman dan Bini-bininya



Pak Siman, orang yang biasa-biasa saja. Doyan mengutang lagi. Punya istri banyak. Dia terus-terusan mencurahkan isi hatinya kepada teman satu kantornya yang sama sekali belum pernah menikah mengenai hal-hal jika dia ingin menambah istri baru lagi. Katanya, pemikiran orang-orang yang belum menikah lebih jernih menaggapi hal yang demikian. Bahkan, disetiap pernikahannya, dia menyuruh si teman untuk mengumpulkan uang dari teman-teman sekantor untuk biaya nikahnya. Kalau saja menikah segampang cara Pak Siman, hahaaa.

No comments:

Post a Comment