Thursday, 6 March 2014

Melepaskan Sukab (?)



Malam merayap perlahan, membuat mata siapa saja menjadi redup. Tapi tidak yang aku lihat pada Sukab. Lelaki tampan yang berani mencuriku. Dia terlihat amat lesu. Pikirannya tentu sedang berjalan-jalan. Terlihat dari matanya yang melirik tak tentu arah, sesekali rambutnya dia usap dengan kasar. Bulir-bulir keringat semakin banyak menghiasi keningnya padahal angin bertiup dengan kencang. Sebentar duduk, sebentar berdiri, sebentar ke kanan, sebentar ke kiri. 

Salahkah aku yang menahannya? 

Aku menatapnya lamat-lamat. Hatiku amat senang melihat wajahnya yang rupawan itu, membuat wajahku semakin merona, pasti aku semakin terlihat elok karenanya. Aku ingin terus di sini bersamanya dan menatapnya. Tapi, aku pun tidak tega karena harus melihatnya menderita. Sebegitu pentingnya aku buat diberikan kepada kekasihnya itu?

Cinta, menderita seperti inikah jika merasakannya?

Ah, seperti apa rupa perempuan bernama Alina itu?

Ada baiknya aku turut melihat perempuan yang membuat pujaan hatiku ini gelisah.

Jika Sukab membawaku esok, aku mungkin akan membuat wajahku tidak rupawan. Seperti apa reaksi Alina mendapati Sukab membawakan senja yang tak indah untuknya.


Bersambung ...


Cerita sebelumnya:

No comments:

Post a Comment