Lupus Kecil Klasik I
Oleh Hilman dan Boim
PT Gramedia Pustaka
Utama
Jakarta, Juni 2013
376 hlm; 20 cm
Lupus yang ini masih
kelas 1 SD dan masih imut,
Biarpun masih kecil
dia nggak takut,
Berjalan di malam
hari pun hatinya nggak ciut,
Apalagi lari sampai terkentut-kentut…
Lupus Kecil……..
Ah, baca buku serial ini waktu
masih SD, waktu masih seumuran Lupus kali yah. Sekarang saya udah besar,
menemukan kembali kisah-kisahnya yang sudah dijadikan buku tebal, rasanya rindu
ingin jadi anak-anak kembali. Iyah, dulu buku serial lupus kan imut-imut kayak
Lupusnya, sekarang beberapa seri dijadikan satu. Tapi, itu bukan masalah sih.
Isi buku ini ketika Lupus masih
tujuh tahun, Lulu adiknya masih cadel, ayahnya yang luar biasa pelit dan ibunya
selalu bikin kue. Kegaduhan-kegaduhan keluarga kecil itu bikin senyum-senyum
sendiri. Lupus yang jahil kepada Lulu tapi tetap sayang sama adiknya itu, dan
Lulu yang sering ngambek kalau dijahilin kakaknya, aah bikin gemes! Di dalam
buku ini terdapat tiga serial Lupus Kecil yang digabungkan yaitu Lupus Kecil,
Sunatan Masal dan JJS (Jalan-jalan Seram).
Semua aksi Lupus Kecil ini bisa
membuat kita kembali merasa menjadi anak-anak. Saya sih setuju saja, kalau anak
laki-laki sperti Lupus, bermain bola, menjaili adik perempuannya, suka main-main
kotor dan sebagainya. Disini diceritakan bagaimana Lupus yang dengan jailnya
ingin membatalkan rencana ibu-ibu di kompleks perumahannya untuk sunatan
massal, dengan alas an dia takut. Diceritakan bagaimana Lupus yang takut ke
dokter, sama pada anak kecil pada umumnya.
Ada satu cerita yang sangat saya
sukai, yaitu yang berjudul Anak Rembulan. Ternyata Hilman dan Boim bisa agak
nyastra-nyastrain Lupus juga sedikit, hehe. Ini mengisahkan tentang anak
jalanan yang terbiasa tidur dipinggir jalan sambil menatap rembulan yang akhirnya
berteman dengan Lupus karena menolong Lupus membawa kantong belanjaan. Anak itu
akhirnya menginap di rumah Lupus sementara, tidur di kamar bareng Lupus. Tapi
akhirnya dia pergi dengan sendiri dan meninggalan catatan untuk Lupus.
Pus.
Kamu baik sekali. Saya suka tidur sambil dengerin lagu atau baca-baca buku cerita kamu yang lucu-lucu. Sayangnya di sini saya tidak bisa melihat rembulan.(hlm 374)
No comments:
Post a Comment