Tuesday, 25 February 2014

Sepedah Merah 1




Red Bicycle Vol. 1
Red Bicycle Vol. 1 © 2003 by Kim Dong Hwa
All Rights Reserved
Sepeda Merah 1
Alih bahasa: Meilia Kusumadewi
Editor: Tanti Lesmana
Teks dan tata letak: Anna Evita Rosaria
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, Oktober 2012
144 hlm; 21 cm


Buku ini tediri dari beberapa kisah. Kisah-kisah yang disaksikan si Tukang Pos dengan sepeda merahnya ketika melewati orang-orang atau kampung saat meghantarkan surat-surat. Kisah tentang parah ayah dan ibu, kisah bunga-bunga kisah penduduk terangkum dengan sangat indah. Saya menyukai cara penulisan Kim Dong Hwa ini, begitu puitis, sama dengan buku-bukunya yang lain. Tapi yang paling penting adalah sang penerjemah yang begitu apik menerjemahkannya sehingga tetap indah dibaca. Selain itu, saya suka dengan gambar-gambar yang disuguhkan. Saya tidak tahu kekurangan buku ini dimana, hehe.

Saya sangat suka kisah nenek dengan keriput-keriputnya, membuat saya tiba-tiba merasa tidak takut tua, haha.


Ketika menua, kita kehilangan ingatan karena itulah kita menggambar semua jejak itu di wajah-wajah kita, agar tidak melupakan apa-apa.

Ada juga kisah nenek yang ingin membawakan bekal cucunya yang ketinggalan. Nenek itu enaruh bekal cucunya di dalam bajunya, yang dipikir si tukang pos bahwa si nenek menderita nyeri di bagian dadanya. Ternyata dia hanya menjaga kehangatan bekal cucunya melalui panas tubuhnya.

Betapa menyenangkan menjadi tukang pos, pikirku. Kita bisa menyaksikan peristiwa-peristiwa di sepanjang perjalanan. Yang paling menambah kebenaran pernyataan saya adalah di bagian kisah si tukang pos yang tidak bisa tidur karena tak ada surat yang bisa diantarkannya. Betapa mengantarkan surat sudah melekat di hatinya.  Ketika tak bisa tidur, yang dilakukannya bukanlah menghitung domba, melainkan mengulang perjalanannya.

Malam-malam insomnia, yang tersisa untukku hanyalah menggunakan kemampuanku sebagai tukang pos. aku mengulang kembali perjalananku dari kantor pos. paa amalam-malam insomnia, aku melakukan sebuah perjalanan nocturnal.

1 comment:

  1. Arghhhh suka gambarnya padahal sama ji yang gambar waktu Warna Tanah toh? Baguski gambarnya di sini

    ReplyDelete