Saya tidak tahu sapaan apa yang
pas buatmu, kalau ponsel saya berbunyi dan terterakan namamu juga tidak ada
sapaan, langsung kepermasalahan. Orang-orang akan melupakan sapaan-sapaan kaku
ketika mereka sudah sangat dekat.
Masihkah kau membaca kitabmu yang
penuh dengan stabilo warna-warni saat subuh? Harusnya sih iyah. Saya rindu
masa-masa saat kita penelitian saat subuh datang, saya akan shalat lalu
disampingku kau membaca kitabmu penuh khidmat. Subuh yang damai.
Sudah adakah mahasiswimu yang
menarik perhatianmu? Janganlah terlalu mengejar bisnis, sesekali mengerjar
jodoh dong! Ingat usiamu tidaklah muda lagi, meski kau tetap merasa muda.
Setelah tidak lagi menyandang
status mahasiswa, kita sudah jarang bertemu tapi media social baik sekali, dia
memberikan kabar yang sangat akurat. Tapi, apa kau bahagia? Saya melihat
badanmu semakin kurus saja, makanlah yang banyak!
Apa kau ingat sewaktu kita masih
menyandang mahasiswa baru? Kita baru pulang dari latihan menari persiapan inaugurasi,
waktu itu kita pulang berjalan kaki malam-malam dan menemukan orang gila. Saya tahu
kamu pobhia dengan orang gila, tapi
kamu jangan mengulangi tindakan meninggalkan saya sendiri di gelapnya malam,
untung saya bukan pacarmu, kalau iyah saya akan bilang putus!
Ah, kegiatan ini yang paling
menyenangkan, kegiatan menunggu beasiswa keluar, haha. Kita akan terus saling
menghubungi, menyuruh ke ATM untuk mengecek apakah sudah ada uang beasiswa yang
masuk. Dasar mahasiswa!
Ifhan, makanlah yang banyak biar
badanmu berisi, cepatlah temukan pendamping hidup dan kenalkan ke saya. Sampai
disini dulu surat saya, takut nanti kamu jatuh cinta.
Yang selalu kau panggil
Dhindint
Dhani Ramadhani
No comments:
Post a Comment