Lee Raven Boy Thief
By Zizou Corder
Copyright © 2008 by
Zizou Corder
All rights reserved
Lee Raven Pencopet
Cilik
Alih bahasa: Debbie
J. Christ & Donna Widjajanto
Editor: Asti
PT Gramedia Pustaka
Utama
Jakarta, April 2011
296 hlm; 20 cm
Untuk semua orang yang mengalami kesulitan membaca.
Itu kalimat pembuka dari novel
ini, dan itu adalah poin penting yang kemudian diceritakan dalam buku ini. Lee
Raven, anak laki-laki dari keluarga yang biasa-biasa saja menderita Disleksia
dan ayahnya tidak suka itu. Ayahnya menganggap dia adalah anak yang sangat
bodoh dan dia sering dipukulinya ketika mabuk. Lee yang diperlakukan tidak enak
di rumah sendiri memuttuskan untuk tinggal di jalanan. Mencopet. Hampir seluruh
anggota keluarganya mencopet.
Dia mahir menyamar, bahkan punya
nama samaran. Dia mencopet dompet milik jutawan di daerah tempat tinggalnya dan
kemudian masalah berlanjut ketika dia juga mencuri buku dari rumah seorang
pengarajin buku. Buku yang belakangan diketahui sebagai buku ajaib.
Buku itu bisa bicara karena dia
tahu kalau Lee tidak bisa membacanya. Buku yang setiap kali ditutup dan memulai
untuk dibaca, selalu menyuguhkan cerita yang berbeda. Okeh, ini fantasy tapi
pecinta buku manapun ingin ada buku seperti ini, haha. Lee akhirnya menjadi
incaran polisi. Lalu bagaimanakah Lee menghindar?
Saya selalu suka cerita yang
megangkat tentang buku. Novel ini disajikan dengan sudut pandang masing-masing
tokoh hingga sudut pandang sebuah buku, dan itu membuatnya novel ini menarik.
Coba bayangkan apa yang dipikirkan buku ini? Dia khawatir entah di zaman kapan,
buku tidak ada lagi yang berbentuk kertas, tidak ada lagi menciumi aromanya! Oh
itu mengerikan.
Bagaimanapun aku adalah buku. Aku berkomunikasi melalui halamanku, bahkan ketika aku menyukai pembacaku, dan memang ada beberapa pembaca yang sangat aku sukai, pembca yang menemukan rahasia-rahasiaku dan kembali padaku berulang kali (hlm 131)
Apakah pernah terbersit dipikiran
kita yang menyukai sebuah atau beberapa buku, apakah mereka juga menyukai kita?
Dan setelah membaca ungkapan di atas, apakah kita sudah menjadi pembaca yang
disukai oleh buku-buku kita?
Lalu, apakah nanti aka nada buku
yang bisa berbicara seperti buku hasil
curian Lee ini yang dikhususkan untuk orang-orang yang benar-benar tidak
bisa membaca?
No comments:
Post a Comment