Wuthering Heights
By Emily Bronte
Wuthering Heights
Alih bahasa: Lulu Wijaya
Desain dan ilustrasi cover: Martin Dima
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, April 2011
488 hlm; 20 cm
Wuthering Heights mengisahkan tentang cinta
yang tak sampai antara Heathcliff dan Catherine Earnshaw. Ketika Catherine yang
sangat dicintainya memutuskan untuk menikah dengan Edgar Linton yang merupakan
saingan Heathcliff sejak kecil, Heathcliff pun melarikan diri dan kelak kembali
sebagai pria kaya dan berpendidikan, lalu dia mulai menyusun rencana pembalasan
dendam kepada keluarga
Earnshaw dan Linton yang diyakininya telah
menghancurkan hidupnya.
Ambillah bentuk apa saja-buat aku gila! Tapi jangan tinggalkan aku dalam jurang ini, dimana aku tak bisa menemukanmu! Oh Tuhan! Sakitnya tak terkatakan! Aku tak bisa hidup tanpa hidupku! Aku tak bisahidup tanpa jiwaku! – Mr. Heathcliff (hlm 242)
Wuthering Heigts, kisah cinta yang menurut saya
sangat suram namun penuh dengan perjuangan. Jujur, membaca buku ini membuat
saya emosi. Penulis sangat mampu membawa pembaca -saya sendiri- untuk turut
serta merasakan gejolak-gejolak yang terjadi di lingkungan Wuthering Heights.
Kisahnya begitu rapi dan sistematis membuat saya merasa telah membaca
bertahun-tahun. Mulai kisah cinta yang terjadi diantara Heathcliff, Chaterine
dan Linton sampai percintaan yang terjadi pada anak-anak mereka.
Wuthering Heights, lambang kesetian dari sudut
pandang lain. Cara mencintai dari sudut pandang lain pula, yang mempertegas
bahwa kebencian dan cinta itu sangatlah tipis. Rumah yang dipenuhi caci maki
disetiap perbincangan membuat saya ikut merasakan bagaimana muramnya kehidupan
di sana. Dan saya benar-benar takut kalau-kalau bertemu dengan Mr. Heathcliff
walau dia adalah orang yang sangat setia. Dia setia dengan hampir menyerupai pshycopat!
Saya suka dengan ide cerita, menempatkan Mrs. Dean
pembantu rumah tangga sebagai pencerita kisah yang terjadi di Wuthering Heights
kepada Mr. Lookword yang menjadi penyewa rumah untuk sementara waktu. Untuk
akhir cerita sendiri cukup aman terhindar dari suramnya lingkungan. Tapi, saya
tidak menjamin cerita ini masuk kedaftar cerita-cerita yang happy ending. Meski begitu, buku ini
layak terpampang cantik di rak bukumu.
Saya tidak menemukan kekurangan dalam buku ini. Perasaan
emosi saya bukan karena cerita yang disuguhkan buruk, melainkan karena penulis
benar-benar pandai memancing emosi saya. Haha.
No comments:
Post a Comment